Jumat, 01 Desember 2017

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM ISLAM

A.    PENDAHULUAN

Pandangan Islam tentang pendidikan dan pengajaran yaitu mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakannya. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan dan pengajaran juga merupakan kebutuhan hidup mutlak yang harus dipenuhi, demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan dan pengajaran itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.
Seseorang atau sekelompok orang yang berusaha mempelajari atau mengkaji masalah pendidikan berarti memasuki masalah proses, manajemen, atau transformasi, yang mengikat perjalanan hidupnya maupun orang lain. Oleh karena itu, sebelum membicarakan pengertian pendidikan Islam, maka perlu diketahui terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum, sebagai titik tolak pengertian pendidikan Islam.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan bantuan yang diberikan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan serta penyesuaian diri, yang dilakukan secara sadar demi terwujudnya tujuan pendidikan itu sendiri, yang mana pendidikan itu dihubungkan dengan ajaran Islam.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pendidikan dan Pengajaran
Kata pendidikan adalah kata jadian dari kata didik yang mendapat awalan dan akhiran. Kata pendidikan secara etimologis berasal dari kata “didik” yang mendapat imbuhan pen- dan –an yang berarti proses transformasi dari A ke B, tentang sistem nilai (ideologi, isme, ajaran, orientasi, dan prospektus), dengan metode untuk sebuah tujuan pendewasaan manusia.[1] Istilah pendidikan bersal dari bahasa Yunani, yaitu pedagogia, yang terdiri dari dua kata, paedos (anak) dan agoge (saya membimbing).[2] Pendidikan dalam bahasa arab disebut dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata Rabba.[3] Tarbiyah berarti proses pembinaan dan pengembangan potensi manusia, melalui pemberian petunjuk yang dijiwai oleh wahyu Illahi.[4] Sedangkan pendidikan menurut kamus lengkap bahasa indonesia adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[5]
Secara terminologi pendidikan menurut soegarda poerbakawatja dalam buku “mendidik anak dalam kandungan optimalisasi potensi anak sejak dini”pendidikan sebagai perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuanya, pengalamanya, kecakapanya, serta ketrampilanya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkanya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaninya.[6]
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkunganya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat.[7] Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.[8] Menurut Langeveld, pendidikan adalah pemberian bimbingan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.[9]
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan bantuan yang diberikan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan serta penyesuaian diri, yang dilakukan secara sadar demi terwujudnya tujuan pendidikan itu sendiri. Pengajaran dalam bahasa arab disebut dengan Ta’lim, yang berasal dari kata kerja ‘Allama.[10] Pengajaran dalam kamus lengkap bahasa indonesia berarti prose, perbuatan, cara mengajar, perihal mengajar.[11] Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar. Pengajaran adalah interaksi belajar mengajar. Pengajaran merupakan suatu sistem yang luas, yang mengandung banyak aspek.[12]

2.      Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Islam
Pendidikan islam pada hakekatnya merupakan proses perubahan menuju kearah yang positif, yaitu ke jalan Tuhan yang telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Muhammmad saw.[13] Pendidikan islam menurut  Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum- hukum ajaran islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran islam, yaitu kepribadian muslimin.[14] Pendidikan islam adalah suatu upaya atau proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara,serta menggunakan ilmu dan perangkat teknologi atau ketrampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran islam.[15]
Menurut Yusuf Qardhawi pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilanya. Pendidikan islam menyiapkan manusia untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.[16]
Pendidikan islam sebagai salah satu aspek dari ajaran islam, dasarnya adalah Al- Qur’an dan sunnah Nabi yang sahih serta hasil pemikiran yang maslahah.[17]
Pendidikan islam pada hakikatnya menekankan tiga hal, yaitu:[18]
a.       Suatu upaya pendidikan dengan menggunakan metode-metode tertentu, khususnya metode latihan untuk mencapai kedisiplinan mental peserta didik.
b.      Bahan pendidikan yang diberikan kepada anak didik berupa bahan materiil, yang berupa berbagai jenis ilmu pengetahuan dan spiritual, yakni sikap hidup dan pandangan hidup yang dilandasi nilai etis islam.
c.       Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah mengembangkan manusia yang rasional dan berbudi luhur, serta mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur dalam rengkuhan ridha Allah swt.
Pendidkan islam terlihat memiliki rumusan pengertian yang kompleks. Ada yang menekankan pada segi pembentukan akhlak, ada pula yang menekankan pada aspek teori dan praktik, bahkan ada yang menitik beratkan pada terwujudnya kepribadian muslim. Akan tetapi dari perbedaan penekanan tersebut pendidikan islam memiliki titik tujuan yang sama yaitu menuju terciptanya insan kamil.

3.      Tujuan Pendidikan Dan Pengajaran Islam
Tujuan pendidikan islam pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan diturunkannya agama islam. Tujuan pendidikan islam dapat dipecah menjadi tujuan- tujuan berikut ini:[19]
a.       Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdhah.
b.      Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukanya sebagai orang perorang atau sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu.
c.       Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanya dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah sang penciptanya.
d.      Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memungkinkan memasuki teknostruktur masyarakatnya.
e.       Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu- ilmu islami lainnya.
Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut para ahli antara lain:[20]
a.       Naquib al-Attas, tujuan pendidikan islam yang penting harus diambil dari pandangan hidup (philosophy of life). Jika pandangan hidup itu islam maka tujuannya adalah membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut islam.
b.      Abd ar-Rahman Saleh abdullah, mengungkapkan ttujuan pokok pendidikan islam mencakup tujuan jasmaniah, tujuan rohaniah, dan tujuan mental.ketiga tujuan tersebut harus tetap dalam satu kesatuan (integratif) yang tidak terpisah-pisah.
c.       Muhammad Atiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan menghadapi kehidupan dunia – akhirat, persiapan untuk mencari rizki, menumbuhkan semangat ilmiah dan menyiapkan profesionalisme subjek didik.semuanya harus menuju pada titik kesempurnaan yang salah satunya adalah adanya nilai tambah secara kuantitatif dan kualitatif.
d.      Ahmad Fuad al-Ahwani, tujuan pendidikan islam adalah perpaduan yang menyatu antara pendidikan jiwa, membersihkan ruh, mencerdaskan akal, dan menguatkan jasmani.
e.       Abd ar-Rahman an-Nahlawi, berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan islam yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah didalam kehidupan manusia,  baik individu maupun masyarakat.
f.       Abdul Fatah Jalal, mengemukakan tujuan pendidikan islam adalah mewujudkan manusia yang mampu beribadah kepada Allah, baik dengan pikiran, amal maupun perasaan.
g.      Umar Muhammad at-Taumi asy-Syaibani, tujuan pendidikan islam adalah persipan untuk kehidupan dunia dan akhirat, memproses manusia yang siap untuk berbuat dan memakai fasilitas dunia guna beribadah kepada Allah.
h.      Ali Kholil Abu al-Ainaini, tujuan pendidikan islam adalah perpaduan antara pendidikan jasmani, akal, akidah, akhlak, perasaan, keindahan dan kemasyarakatan.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat tujuan pendidikan agama islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.[21]

Nilai-nilai tujuan dalam pengajaran diantaranya meliputi:
a.         Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran. Apabila tidak ada tujuan yang jelas maka kegiatan pengajaran tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan dan tidak akan memberikan hasil yang diinginkan.
b.         Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa. Tujuan yang baik yaitu apabila mendorong kegiatan- kegiatan guru dan siswa, sehingga dengan dorongan maka usaha pendidikan dan pengajaran akan berlangsung lebih cepat, lebih efesien, dan lebih memberikan kemungkinan untuk berhasil.
c.         Tujuan pendidikan memberikan pedoman kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa.
d.        Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dan menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan. Pengajaran akan lebih efektif apabila apabila guru dan siswa menggunakan media yang memadai.
e.         Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat /tehnik penilaian guru terhadap hasil belajar siswa. Pengajaran efisien dapat diartikan bahwa adanya alat penilaian yang tepat.[22]

4.      Aspek pendidikan Agama Islam
Pada umumnya agama seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya.  Seseorang yang pada masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Tentunya akan berbedaa dengan orang yang pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya kedua orangtuanya orang yang taat beragama, lingkungan dan teman-temannya adalah lingkungan yang menjalankan agama, ditambah dengan adanya pendidikan agama di rumah, di masyarakat dan di sekolah yang terselenggara secara sistematis, maka dengan sendirinya akan terbentuk kecenderungan kepada hidup dalam aturan beragama.
Sebagaimana kita ketahui ajaran pokok-pokok kandungan pendidikan Islam pada intinya bersumber pada semua aspek yang mengarah pada pemahaman dan pengalaman doktrin islam secara menyeluruh. Pokok-pokok kandungan pendidikan islam tersebut meliputi:
a.       Aqidah tauhid
b.      Manusia
c.       Masyarakat
d.      Alam semesta
e.       Ilmu pengetahuan.[23]

5.      Ruang Lingkup Pendidikan agama Islam
Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung  jawab.[24]
Salah satu ciri manusia yang berkualitas dalam Undang-Undang tersebut adalah mereka yang tangguh iman dan taqwanya serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian kompetensi iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan juga akhlak mulia diperlukan manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di bumi.
Dengan menacu pada pendapat Zakiyah Darajad dan Noeng Muhajir, konsep Pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidk hanya memperhatikan dan mementingkan segi aqidah, ibadah dan akhlak saja tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada semua itu. Para pendidik Islam pada umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa pendidikan Islam mencakup berbagai bidang antara lain keagamaan, aqidah dan amaliyah, akhlak dan budi pekerti, fisik bologis, eksak, mental psikis dan kesehatan.
Dari penjelasan tersebut maka ruang lingkup pendidikan Islam meliputi :
a.       Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran Islam.
b.      Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi) dan rohani (spiritual) .
c.       Keseimbangan antara jasmani rohani, keimanan ketakwaan, pikir dzikir, ilmiah alamiah, materiil spiritual, individual sosial, dan dunia akhirat.
d.      Realisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah (abdullah) untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah (khalifatullah) yang diberi tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta (rahmatan lil alamin).[25]
  
C.    KESIMPULAN
Pendidikan merupakan bantuan yang diberikan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan serta penyesuaian diri, yang dilakukan secara sadar demi terwujudnya tujuan pendidikan itu sendiri.
Pengajaran adalah interaksi belajar mengajar yang merupakan suatu sistem yang luas, dan mengandung banyak aspek.
Pendidkan Islam terlihat memiliki rumusan pengertian yang kompleks. Ada yang menekankan pada segi pembentukan akhlak, ada pula yang menekankan pada aspek teori dan praktik, bahkan ada yang menitik beratkan pada terwujudnya kepribadian muslim. Akan tetapi dari perbedaan penekanan tersebut pendidikan islam memiliki titik tujuan yang sama yaitu menuju terciptanya insan kamil.
Tujuan pendidikan agama islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.
Pokok-pokok kandungan pendidikan islam tersebut meliputi Aqidah tauhid, Manusia, Masyarakat, Alam semesta dan Ilmu pengetahuan.
Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi :
a.    Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran Islam.
b.    Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi) dan rohani (spiritual) .
b.    Keseimbangan antara jasmani rohani, keimanan ketakwaan, pikir dzikir, ilmiah alamiah, materiil spiritual, individual sosial, dan dunia akhirat.
c.    Realisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah (abdullah) untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah (khalifatullah) yang diberi tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta (rahmatan lil alamin). 

DAFTAR PUSTAKA

Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, Jakarta, Gema Insani, 2008.
Teguh Wangsa Gandi HW, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016.
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009.
Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam:kajian tokoh klasik dan kontemporer, Yogyakarta, Kalimedia, 2015.
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, kamus lengkap bahasa indonesia, Difa Publisher, 2008.
Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, Jakarta, Gema Insani, 2008.
Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2010.
Pendi Susanto, Produktivitas  Sekolah teori untuk praktik di tingkat satuan pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2016 .
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi pendidikan islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995.
Gunawan dan Ibnu Hasan, Percikan Pemikiran Pendidikan Islam: Antologi Konfigurasi Pendidikan Masa Depan, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2015.
Maksum, Madrasah sejarah dan perkembangannya, Jakarta, logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 32.
Undang-undang  tentang sistem pendidikan nasional tahun 2003, Jakarta, cv. Tamita Utama, 2003.



[1] Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, Jakarta, Gema Insani, 2008, hlm. 8.
[2] Teguh Wangsa Gandi HW, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016, hlm. 62.
[3] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm.14.
[4] Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam:kajian tokoh klasik dan kontemporer, Yogyakarta, Kalimedia, 2015, hlm. 2.
[5] Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, kamus lengkap bahasa indonesia, Difa Publisher, 2008, hlm. 254.
[6] Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, Jakarta, Gema Insani, 2008, hlm. 8.
[7]  Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm. 79.
[8] Pendi Susanto, Produktivitas  Sekolah teori untuk praktik di tingkat satuan pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2016, hlm. 12.
[9] Teguh Wangsa Gandi HW, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016, hlm. 64.
[10] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm.14.
[11] Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, kamus lengkap bahasa indonesia, Difa Publisher, 2008, hlm.30.
[12] Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm. 54.
[13] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm. 18.
[14] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm. 20.
[15] Jusuf Amir Feisal, Reorientasi pendidikan islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995, hlm. 96.
[16] Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam:kajian tokoh klasik dan kontemporer, Yogyakarta, Kalimedia, 2015, hlm. 3.
[17] Gunawan dan Ibnu Hasan, Percikan Pemikiran Pendidikan Islam: Antologi Konfigurasi Pendidikan Masa Depan, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2015, hlm. 2.
[18] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm. 21.
[19]    Jusuf Amir Feisal, Reorientasi pendidikan islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995, hlm. 96.
[20]    Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm.27
[21] Gunawan dan Ibnu Hasan, Percikan Pemikiran Pendidikan Islam: Antologi Konfigurasi Pendidikan Masa Depan, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2015, hlm. 5
[22] Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm. 80.
[23] Maksum, Madrasah sejarah dan perkembangannya, Jakarta, logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 32.
[24]Undang-undang  tentang sistem pendidikan nasional tahun 2003, Jakarta, cv. Tamita Utama, 2003, hlm. 7.
[25] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif Di Sekolah, Keluarga, Dan Masyarakat, Yogyakarta, LKiS, 2009, hlm. 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN HASIL RISET TENTANG MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DI MIS KURIPAN KIDUL

A.     PENDAHULUAN Sejak  bayi  anak  berkembang  secara  fisik,  mental,  sosial,  dan  emosional.  Kemampuan  anak berjalan,  berbicara...