A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Islam adalah agama rahmatan lil alamin, pernyataan itu
sebenarnya adalah kesimpulan dari Firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Anbiya
ayat 107, yang berbunyi :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya :
“Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam.”( QS.
Al-Anbiya:107)
Dengan demikin kehadiran Islam ini
bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk
kesejahtraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik secara perseorangan
maupun secara bersama- sama dalam masyarakat. Islam ibarat ratu
adil yang menjadi tumpuan harapan manusia. Ia harus mengangkat manusia dari
kehinaan menjadi mulia. Membebaskan
manusia dari segala macam kedzaliman, melepaskan manusia dari rantai
perbudakan, memerdekan manusia dari kemiskinan rohani dan materi, dan
sebaginya. Tugas Islam
memberikan dunia hari depan yang cerah dan penuh rahmat. Manusia akhirnya merasakan
nikmat dan bahagia karna Islam.
Kebenaran risalah Islam sebagai
rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan itu sendiri.
Umat Islam hendaknya memimpin
jalannya sejarah menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia ( hayatun
toyyibatun ) dalam rangka masyarakat yang sejahtera dan bahagia dibawah naungan
ampunan Allah swt. ( baldatun toyyibatun warabbaun ghafur ) betapa tinggi
fungsi umat Islam
ditengah-tengah kancah kehidupan manusia. Allah berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ...
Artinya :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah...”(Q.S. Ali-Imran:110)
Filsafat
Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan
makna dan nilai-nilai al-Qur’an/al-Hadis guna merumuskan konsep dasar
penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi
manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran islam. [1] juga di artikan
pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam
memecahkan problematika pendidikan umat Islam
yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan
umat Islam.
Memandang
konsep rahmatan lil alamin dari sudut pandang filsafat pendidikan Islam, akan
dapat melihat permasalahan yang ada ditengah masyarakat secara
menyeluruh,kritis dengan dasar Al Quran dan Hadis secara komprehensif sehingga
akan melahirkan sikap positif, karena hakikat dari rahmatan lil alamin adalah
kemanfaatan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya untuk masyarakat dan
lingkungannya. Dalam perspektif Filsafat Pendidikan Islam konsep rahmatan ilil
alamin adalah pemikiran yang serba mendasar, sistematik, terpadu,
logis dan menyeluruh (universal) tentang rahmatan lil alamin, yang tidak hanya
dilatar belakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, juga berdasarkan
mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan.
Pemerintah Indonesia
pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan, kususnya sarana dan
prasarana jalan, diantaranya adalah proyek Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Anyer
hingga Banyuwangi. Proyek itu sebenarnya digagas
sejak pertengahan 1990-an. Krisis ekonomi memaksa
proyek tersebut belum
dapan dilaksanakan. Proposal muncul kembali pada era Presiden Megawati
Soekarnoputri, namun baru direalisasikan pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
(SBY).
Selain meningkatkan
aspek pelayanan
publik, fungsi utama Jalan Tol Trans Jawa sebenarnya ditekankan pada upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jalan Tol Trans Jawa akan membentang
di empat provinsi
Yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Desa Masin
Kecamatan Warungasem kabupaten Batang merupakan salah sat desa yang terkena
kebijakan jalan tol itu, dimana diwilayah itu masuk pada Proyek Ruas
Pemalang-Batang. Bila dicermati proses sosialisasi, pembebasan tanah hingga
pembangunan, memang relatif lama, hingga pada akhirnya pembebasan tanah pun
tercapai, tercatat sekitar dua RT
masyarakat desa masin harus meninggalkan tanah
kelahiran yang sudah puluhan tahun ditempatinya. Begitu banyak persoalan
yang ada ditengah masyarakat dari yang gembira, bingung hingga menderita lahir
maupun batin.
Dari gambaran
itu maka penulis tertarik untuk meneliti masyarakat yang terkena proyek jalan
tol di desa masin itu bila dilihat dari konsep rahmatan lil alamin, dengan
mengambil judul “ Konsep Rahmatan
Lil Alamin Dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Islam Studi Jalan Tol Di Desa Masin Kecamatan Warungasem Kabupaten
Batang “
B.
LANDASAN TEORI
1. Konsep Rahmatan Lil Alamin
Islam sebagai agama
universal yang telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia,
yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan yang dipraktikanya. Dengan
demikian, Islam sangat berhubungan erat dengan pendidikan. Hubungan keduanya
bersifat organis-fungsional, pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan Islam, dan Islam menjadi kerangka dasar pengembangan pendidikan Islam,
serta memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran
tentang pendidikan Islam. Dalam hal ini firman Allah SWT di bawah ini dapat
dijadikan landasan paradigmatik pendidikan Islam:[2]
وَماَ أَرْسَلْنٰكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya :
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam” .( QS.
Al-Anbiya:107)
Kata rahmah berasal dari akar kata rahima-yarhamu-rahmah, di
dalam beberapa bentuknya, kata ini terulang sebanyak 338 kali di dalam
al-Qur’an. Yakni, di dalam bentuk fi’il madhi disebut 8 kali, fi’il
mudhari’ 15 kali, dan fi’il amar 5 kali. Selebihnya disebut di dalam
bentuk ism dengan berbagai bentuknya. Kata rahmah sendiri disebut
sebanyak 145 kali [3].
Al-Asfahan, menyebutkan bahwa rahmah adalah belas kasih yang
menuntut kebaikan kepada yang dirahmati. Kata ini kadang-kadang dipakai dengan
arti ar-riqqatu mujarradah (belas kasih semata) dan kadang dipakai
dengan arti al-ihsanul mujarrad dunar-riqqah (kebaikan semata-mata tanpa
belas kasih). Misalnya, jika kata rahmah disandarkan kepada Allah, maka
arti yang dimaksud tidak lain adalah “kebaikan semata-mata”. Sebaliknya jika
disandarkan kepada manusia, maka arti yang dimaksud adalah simpati semata. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa rahmah yang datang dari Allah adalah in’am
(karunia atau anugrah), dan ifdhal (kelebihan) dan yang datangnya dari
manusia adalah riqqah (belas kasih).[4]
Konsep tentang Islam rahmatan lil alamin ada didalam Al-Qur’an yang pada
intinya konsep ini memiliki pengertian yang sangat luas, dimana penjelasan
dalam Al Qur’an bahwa “ tidaklah Kali mengutusmu dengan membawa pelajaran ini
dan yang serupa dengannya berupa syari’at dan hukum yang merupakan sumber
kebahagiaan didunia dan akhirat, kecuali agar kamu menjadi rahmat dan petunjuk
bagi manusia dalam urusan dunia dan akhirat mereka “.[5] Sehingga
dengan rahmat dan petunjuk Allah seseorang akan mendapatkan hidayah, untuk bisa
beribadah lebih baik kepada Allah dalam kehidupannya .
Dalam Kamus Al-Munawir, rahmatan berasal
dari kata rohima yang disadarkan menjadi rahmatan artinya kasih sayang. Kata
al’alamin berasal dari kata alam yang dijama’kan menjadi alamin yang artinya
alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.[6] Jadi
yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil alamin adalah Islam yang kehadirannya
di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaianya di tengah kehidupan
masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun
alam. Sehingga kita sebagai manusia harus bisa menyayangi makhluk Allah yang
lain, baik antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam .
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, rahmat berasal dari bahasa
Arabrahman. Secara etimoligis berrti kasih sayang dan secara terminologis
berarti Maha Pengasih Allah,[7] yang
meliputi kepada semua makhluk .
2.
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat
berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata philein dalam arti cinta
dan sophos dalam arti hikmat (wisdom). Orang Arab memindahkan kata Yunani
philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikannya dengan tabiat susunan
kata-kata Arab, yaitu Falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan
demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya menjadi falsafah atau
filsaf. Selanjutnya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia,
bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan puladari kata Barat Philosophy.[8]
Intisari
filsafat ialah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas tidak terikat
pada tradisi, dogma serta agama dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke
dasar-dasar persoalannya. Adanya pengertian atau definisi yang bermacam-macam
itu terungkap juga oleh Sidi Gazalba, bahwa para filosof mempunyai pengertian
atau definisi tentang filsafat sendiri-sendiri.[9]
Filsafat
Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan
makna dan nilai-nilai Al Qur’an / al-Hadis guna merumuskan konsep dasar
penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi
manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran islam.[10]
Mempelajari filsafat pendidikan Islam
memasuki area pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh
(universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh
pengetahuan agama saja, melainkan menurut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain
yang relevan. Artinya persoalan-persoalan yang difikirkan mencakup hal-hal yang
menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tigkat kenyataan
yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik di masa sekarang
maupun di masa mendatang. [11]
Adapun filsafat
pendidikan Islam menurut para ahli, diantaranya adalah :
a.
Ahmad Fuad al-Ahwani
Filsafat Islam adalah pembahasan tentang alam dan
manusia yang disinari ajaran Islam. Dan menurut Mustofa Abdur Razik: Filsafat
Islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah naungan negara
Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya.[12]
b.
Muzayyin
Arifin berpendapat tentang filsafat pendidikan Islam adalah konsep berfikir
tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran agama Islam
hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing
menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh agama Islam.
c.
Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat
Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dan sistem dan aliran
filsafat dalam Islam terhadap masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Selain itu
Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan
metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat
Islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap
pelaksanaan pendidikan umat Islam.
d.
Abuddin Nata (1997)
Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu
kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber primer,
dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain
itu, Abuddin Nata mengatakan upaya menggunakan jasa filosofis, yakni
berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang
masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru,
kurikulum, metode dan lingkungan dengan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis
sebagai dasar acuannya.
e.
Omar Muhammad Al-Tomy Al-Saibany
Filsafat pendidikan Islm tidak lain ialah
pelaksanaan pandangan filsafat dari kaidah filsafat Islam dalam bidang
pendidikan yang didasarkan dalam ajaran Islam.[13]
Jadi filsafat pendidikan Islam adalah aktifitas berfikir mendalam,
menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan yang melakukan kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai masalah-masalah pendidikan dari
sumber wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun al-Hadis.
3.
Program Jalan Tol
Dalam Perpres. Republik
Indonesia No.3 Tahun 2016 Tentang
percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis
Nasional di jelaskan bahwa dalam rangka percepatan pelaksanaan proyek strategis untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu
dilakukan upaya
percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.[14]
Pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) termasuk proyek
strategis nasional, sebagaimana ditegaskan dalam lampiran perpres. No.3 tahun
2016.
Pengadaan Jalan Tol
itu sendiri dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan
wilayah dengan
memperhatikan keadilan,
yang dapat dicapai dengan membina
jaringan jalan
yang dananya berasal dari
pengguna jalan.
Dalam
mendukung kepastian dan kejelasan investasi Jalan
Tol, Pemerintah menyusun dan menetapkan rencana umum jaringan Jalan Tol yang
menjadi dasar pengembangan jaringan Jalan
Tol dan sebagai acuan bagi investor
dalam berinvestasi. Dengan
adanya
jaringan
jalan yang lancar, diharapkan aktivitas ekonomipun akan menjadi lancar, sehingga
pertumbuhan ekonomi bisa dipacu lebih cepat yang
akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Ini merupakan salah satu nilai penting
pembangunan Jalan Tol. Dan
pada akhirnya Jalan Tol diharapkan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi serta
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Seperti halnya yang terjadi dalam proyek pembangunan Jalan
Tol Trans Jawa yang menghubungkan Anyer
hingga Banyuwangi.
Jalan Tol Trans Jawa akan membentang di
empat provinsi Yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan
dibagi dalam 9 ruas tol, meliputi:
No
1.
|
Ruas
Cikampek-Palimanan
|
Panjang
116 Km
|
1
|
Cikampek-Palimanan
|
116 Km
|
2
|
Pejagan-Pemalang
|
58 Km
|
3
|
Pemalang-Batang
|
39 Km
|
4
|
Batang-Semarang
|
75 Km
|
5
|
Semarang-Solo
|
73 Km
|
6
|
Solo-Ngawi
|
90 Km
|
7
|
Ngawi-Kertosono
|
87 Km
|
.8
|
Kertosono-Mojokerto
|
41 Km
|
9
|
Mojokerto-Surabaya
|
36 Km
|
Desa
Masin Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang adalah salah satu desa yang terkena
proyek Jalan Tol Trans Jawa, tepatnya pada
ruas Pemalang-Batang.
C.
KONDISI MASYARAKAT DESA MASIN DALAM PERSEPSI JALAN TOL
Desa Masin adalah nama
sebuah desa di wilayah Kec. Warungasem, arah tenggara ibukota Kab. Batang (kk.
7 KM) atau arah selatan dari Kota Pekalongan (kk. 5 KM). Posisi Kec. Warungasem
berada di perbatasan antara Kab. Batang dan Kota Pekalongan, bahkan lebih dekat
ke Kota Pekalongan. Desa Masin memiliki keunikan yaitu banyak warganya yang
menjadi perajin penyamakan dan produksi kulit (tas, ikat pinggang, sepatu,
dompet, dll). Desa Masin dilalui jalan akses Batang/Pekalongan - Wonotunggal -
Bandar - Reban - Bawang - Sukorejo - Temanggung - Secang - Magelang - Jogya.
Industri kulitnya merupakan satu-satunya di Batang sehingga pemerintah daerah
memberikan perhatian dalam bidang pembinaan, pelatihan produksi, dan pemasaran.
[15]
Memiliki luas wilayah sekitar Masin luas 76.500
presentase 3.25ha, terbagi kedalam 5 RW dan 9 RT, [16]
Kondisi spiritual masyarakat desa Masin, hampir seluruh masyarakat
adalah beragama Islam yang sangat aktif dan tradisional, Kyai merupakan
pemimpin yang sangat disegani melebihi pemimpin yang lain termasukpemerintah
desanya. Ketaatan beragamanya sangat tinggi, ini tampak dalam satu minggu
banyak sekali jama’ah – jamaah baik pengajian-pengajian maupun jenis-jenis yang
lainnya. Ketaatan terhadap pemerintah juga relatif tinggi ini tampak pada
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa, kecamatan, provinsi
maupun pemerintah pusat dilaksanakan dengan baik.
Sebagaian besar penduduk bermata pencaharian sebagai wiraswasta,
buruh sangat kecil yang menjadi PNS, bahkan tidah ada satupun masyarakat yang
menjadi polisi,TNI maupun penegak hukum yang lain. Alumni pondok pesantren
sangat mendominasi di masyarakat, masih kecil masyarakat yang lulus perguruan
tinggi.
D.
ANALISIS
Proyek pembangunan
jalan tol trans jawa yang melintasi desa masin merupakan proram nasional yang
manfaatnya sangat besar, disamping untuk mengurai kemacetan jalan raya di
Pantura selama ini, jalan ini juga merupakan sarana untuk mendukung percepatan
pembangunan. Presiden Joko Widodo sangat konsen sekali untuk segera
menyelesaikan proyek besar ini. Semua
itu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat .
Bila di kaji
secara seksama dari sudut pandang konsep rahmatan lilalamin, maka sebenarnya
sudah sangat relevan sekali proyek nasional itu. Dalam perspektif Filsafat
Pendidikan Islam konsep rahmatan ilil alamin adalah pemikiran yang serba mendasar, sistematik, terpadu, logis dan menyeluruh
(universal) tentang rahmatan lil alamin, yang tidak hanya dilatar belakangi
oleh pengetahuan agama Islam saja, juga berdasarkan mempelajari ilmu-ilmu lain
yang relevan.
Konsep Rahmatan Lil
alamin dalam perspektif filsafat pendidikan Islam memiliki empat wawasan pokok
yang harus kita cermati yaitu :
1. Pendidikan integralistik mengandung komponen-komponen kehidupan yang
meliputi, Tuhan, manusia dan alam pada umumnya sebagai suatu yang integral bagi
terwujudnya kehidupan yang baik, serta pendidikan yang menganggap manusia
sebagai sebuah pribadi jasmani-rohani, intlektual, perasaan dan individu
sosial.
Keterkaitan dengan
proyek jalan tol di desa Masin, penulis melakukan komunikasi dengan masyarakat
dimana mereka yang terkena proyek itu benar-benar memiliki tingkat kepercayaan
pada Allah yang begitu kuat, serta dapat
memahami apa sesungguhnya manfaat yang
diharapkan oleh pemerintah dengan proyek itu. Setelah mendapatkan penjelasan
dari pemerintah Desa beserta panitia
Proyek itu masyarakat desa Masin sangat antusias menyediakan tanah, bangunan
dan sawahnya untuk di buat jalan tol yang merupakan proyek nasional itu. Tidak
ada satupun masyarakat yang menolak, karena mereka berpendapat bahwa
kepentingan nasional lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadinya. Selain
karena sosialisasi dan pendekatan yang intensif oleh pemerintah desa, sehingga
kesepakatan harga pun menjadi sesuatu yang mudah untuk disepakati oleh
masyarakat. Harga bangunan dan tanah yang ditetapkan oleh pemerintah bisa
diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga masyarakat dengan semangat dapat
mendukung proyek nasional itu. Hal ini penulis peranggapan bahwa itu merupakan
sikap sosial yang baik. Sikap itu sangan relevan dengan konsep rahmatan lil
alamin .
2. Pendidikan yang humanistik memandang manusia sebagai manusia, yaitu makhluk
yang diciptakan oleh Tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu. Sebagai makhluk
hidup, ia harus melangsungkan, mempertahankan, dan mengembangkan hidup. Sebagai
mahkluk yang menghargai hak-hak asasi manusia, seperti hak untuk berlaku dan
diperlakukan dengan adil, hak menyuarakan kebenaran, hak berbuat kasih sayang.
Dalam konteks pembebasan tanah dan bangunan untuk masyarakat desa Masin
yang dengan mudah di ajak komunikasi oleh pemerintah dengan adanya proyek
nasional itu, berarti mereka memiliki kapasitas sebagai anggota masyarakat yang
menghargai sesuatu yang datangnya dari pemerintah arau umara’ karena berharap
mengetahui sebuah kebenaran dan keadilan, mereka berkomunikasi dengan baik itu berarti sebuah
refleksi dari sebuah keinginan untuk kenlangsungan, mempertahankan dan
pengembangan hidup. Ketika pemerintah menghendaki kepemilikan atas tanah dan
bangunannya untuk negara, maka mereka sangat mudah untuk diajak komunikasi
sehingga sampai pelaksanaan proyeknya itu pun tidak terjadi permasalahan terhadap masyarakat desa masin. Semua itu
menurut penulis merupakan cerminan rahmatan lil alamin .
3. Pendidikan yang pragmatik adalah pendidikan yang memandang manusia sebagai
makhluk hidup yang selalu membutuhkan sesuatu untuk melangsungkan,
mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, baik bersifat jasmani, seperti sandang,
pangan, dan papan, Juga bersifat rohani, seperti berfikir, merasa, aktualisasi
diri, kasih sayang dan keadilan maupun kebutuhan transcendental.
Prinsip melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan hidup, masyarakat
desa masin yang terkena proyek jalan tol ini tampak pada saan sosialisasi tentang rencana proyek
itu mereka mau untuk menerima sosialisasi secara jelas oleh pemerintah hal
ini merupakan bentuk mempertahankan
hidup karena mereka ingin mengetahui rencana itu secara jelas. Bahkan ketika penetapan
harga penggantian ats tanah dan bangunan mereka mengikuti dengan
seksama,meskipun disana-sini masih ada yang mengajukan permohonan protes karena
harga belum bisa diterima karena mereka beranggapan belum pas harganya, itu
semata-mata untuk mengembangkan hidupnya. Mereka berpikir bila tanah dan
rumahnya di bebaskan oleh pemerintah, uang ganti rugi itu dapat mengembalikan
tanah dan bangunannya kedepan atau tidak, semmua itu merupakan bentuk berfikir
untuk aktualisasi diri kedepan sebagai kebutuhan yang trancedental bagi dirinya
.
4. Pendidikan yang berakar budaya yang kuat, yaitu pendidikan yang tidak
meninggalkan akar-akar sejarah. Pendidikan yang berakar budaya kuat ini
diharapkan dapat membentuk manusia yang mempunyai kepribadian, harga diri,
percaya diri, dan membangun peradaban berdasarkan pada budayanya sendiri
yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Akan tetapi disisi yang lain bukan
berarti orang yang anti kemodernan, yang menolak begitu saja arus transformasi
budaya dari luar.
Masyarakat Desa masin memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa proyek
pemerintah ini mengandung nilai rahmatan lil alamin, karena manfaat jalan tol
akan dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia kedepan baik dalam bidang sosial
ekonomi maupun pendidikan, maka keyakinan yang demikian itu menjadi dasar
pikiran untuk mendukung dan berusaha mengikuti tahapan-tahapan proyek itu
dengan baik. Semua dilakukanya untuk tanpa ada tekanan dari manapun, semua
dilakukan dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab ini merupakan bentuk sebuah
kepribadian yang baik dari masyarakat, dimana mereka tidak mempunyai pikiran
negatif terhadap proyek nasional yang menimpa pada masyarakat tersebut. Selain
itu dasar agama yang kuat juga menjadi pedoman setiap melakukan kegiatan di
masyarakat desa Masin, demikian juga saat desanya terkena pembebasan tanah dan
bangunan itu, maka merekadengan rendah diri dan tenang mau bermusyawarah dengan
pemerintah, semua itu dilakukan karena konsep rahmatan lil alamin telah ada
disanubari mereka.
Dalam konsep
rahmatan lil alamin ini masyarakat mempunyai peran yang urgen sebagai pelaku
(subyek) maupun obyek pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang berorientasi dan berpihak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat harus terus ditingkatkan, seperti halnya
proyek pembuatan jalan tol trans Jawa itu .
Demikian juga
dengan pemerintah sebagai pelaksana sekaligus penanggung jawab harus menjadi
garda depan untuk mewujudkan tercapainya pembangunan. Namun begitu yang tidak
kalah bagaimana tingkat partisipasi masyarakat. Pembangunan yang berorientasi
pada konsep rahmatan lil alamin ini mengedepankan sikap yang inklusif,
pluralitas, tingkat toleransi dan demokratis.
Islam yang
inklusif mempunyai arti bahwa memang Islam datang kemuka bumi ini memang untuk
semua umat manusia, sehingga mempunyai kemampuan (Ability) menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar. Dengan konsep yang demikian diharapkan bahwa Islam
itu akan membawa kemanfaatan bagi semua makhluk hidup di muka bumi ini.
Pluralitas
telah menjadi keniscayaan yang tidak dielakkan lagi, pluralitas telah menjadi
suatu kaidah yang abadi dalam al-Qur’an. Dengan kata lain bahwa pluralitas itu
sesuatu yang kodrati dalam kehidupan. Justru dengan tumbuhnya sikap pluralitsa
ini diharapkan akan semakin mencerdaskan umat melalui perbedaan yang
konstruktif dan dinamis.
Dengan ragam
perbedaan ini, diharapkan kehidupan akan selalu berkembang secara dinamis,
demikian juga pembangunan ikut berkembang dengan dinamis.Sehingga manfaat
pembangunan yang dilaksanakan akan benar-benar membawa kemanfaatan bagi
semuanya.
Namun untuk
mewujudkan semua itu tentu membutuhkan jalinan kerjasama dan adanya sikap
partisipatif dari semua unsur yang terlibat didalamnya secara nyata.
Pembangunan akan berjalan sesuai dengan kaidahnya, yaitu mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Pembangunan akan berdayaguna sesuai
dengan manfaat yang dihasilkan dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
E.
KESIMPULAN
Dari paparan diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1.
Konsep
rahmatan lil alamin adalah Islam yang
kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaianya di
tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam. Sehingga kita sebagai manusia harus bisa menyayangi
makhluk Allah yang lain, baik antara manusia dengan manusia, manusia dengan
alam.
2.
Masyarakat
desa Masin menerima proyek jalan tol trans Jawa dengan baik karena selain
tahapan-tahapan yang dilalui oleh pemerintah dengan baik, komunikasi dengan
masyarakat secara intensif dengan keputusan kompensasi tanah dan bangunan
sesuai dengan kesepakatan dengan harga yang disepakati, juga masyarakat desa
Masin yang taat dengan keyakinan agamanya, dimana semua anggota masyarakat yang
terkena jalan tol adalah masyarakat muslim telah memiliki pemahaman yang baik
terhadap konsep rahmatan lil alamin, dimana proyek jalan tol itu akan
bermanfaat bagi bangsa Indonesia ke depan, maka proyek itu pun dapat diterima dengan baik .
DAFTAR PUTAKA
Al-Maraghi,Mustofa,Ahmad,Terjemah
Tafsir Al-Maraghi,Juz XVII, Beirut: dar
Al-Fikr,1974.
Arifin,Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam
(revisi), Jakarta, Bumi Aksara, 2005.
http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com.
http://www.kompasiana.com/sugitohadisastro/batang-yang-menyejarah-3_552a67976ea834d130552e1e
Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Katalog
Kecamatan Warungasem, 2014.
Munawwir, Ahmad
Warson, Kamus Al-Munawir, Surabaya, Pustaka Progresif, 1997.
Per.pres No. 3
tahun 2016, Tentang percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis
Nasional
Sahabuddin dkk
(Editor), Ensiklopedi Al-Qur’an, Kajian Kosa Kata, (Jakarta: Lentera
Hati, 2007).
Supriyadi, Dedi, Pengantar Filsafat Islam, Bandung,Pustaka Setia, 2010.
Syar’I,Ahmad,
Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta, .cetakan
ke 1, Pustaka Firdaus, 2005
Rahbini, Jurnal, Pendidikan Islam Paradigma Islam Rahmatan Lil'alamin, (Telaah Atas QS al-Anbiya[21]: 107), 2012
Rahbini, Jurnal, Pendidikan Islam Paradigma Islam Rahmatan Lil'alamin, (Telaah Atas QS al-Anbiya[21]: 107), 2012
Zuhairini, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta. Bumi Aksara, cetakan ke 4, 2008.
[1] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan
Islam,Jakarta, .cetakan ke 1, Pustaka Firdaus, 2005 ,hlm 5
[2] Rahbini, Jurnal, Pendidikan Islam Paradigma Islam Rahmatan Lil'alamin, (Telaah Atas QS al-Anbiya[21]: 107), 2012
[3] Sahabuddin dkk (Editor), Ensiklopedi Al-Qur’an, Kajian Kosa Kata,
(Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm.810
[5] Mustofa Al-Maraghi,Ahmad,Terjemah Tafsir
Al-Maraghi,Juz XVII, Beirut: dar Al-Fikr,1974,
hlm 127
[6] Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir,
Surabaya, Pustaka Progresif, 1997, hlm 654, 483, 966
[7] Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[8] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta. Bumi Aksara,
cetakan ke 4, 2008, hlm.3
[9] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam....., hlm.4
[10] Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka
Firdaus, cetakan ke 1, 2005, hlm.5
[15] http://www.kompasiana.com/sugitohadisastro/batang-yang-menyejarah-3_552a67976ea834d130552e1e
[16] Katalog Kecamatan Warungasem, 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar