Sabtu, 02 Desember 2017

MINAT DAN MOTIVASI LULUSAN SD/MI MELANJUTKAN SEKOLAH

A.    Latar Belakang Masalah
Minat dan motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seseorang. Pada hakikatnya setiap siswa memiliki suatu kecenderungan atau minat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Mereka memilih sekolah sesuai dengan minat dan motivasi yang di kehendakinya. Minat melanjutkan  pendidikan  ke jenjang yang lebih tinggi akan memberikan  kontribusi besar dalam menciptakan sumber daya manusia yang  berkualitas.  Banyak  hal  yang mempengaruhi  minat  seseorang  terhadap sesuatu  hal, salah  satunya  adalah  motivasi. prinsip  motivasi mampu  merangsang  minat  belajar.  Dengan adanya  motivasi  yang  tinggi,  seseorang  dapat mempunyai  minat melanjutkan sekolah hingga  belajar  ke  perguruan  tinggi.[1] Minat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri. faktor  intern  yang  paling  mempengaruhi  minat melanjutkan  pendidikan  ke  jenjang yang lebih tinggi adalah motivasi.[2]
Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional diharapkan mampu berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini. Pendidikan adalah suatu proses yang berkelanjutan, terusmenerus dan berlangsung seumur hidup dalam rangka mewujudkan manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. Kemajuan suatu bangsa ditandai dan diukur dari kemajuan pendidikannya.Maka, melanjutkan jenjang pendidikan ke SMP atau MTS sangat penting bagi para siswa SD atau MI. Ketika seorang siswa lulus dan tamat dari pendidikan dasar mereka akan dihadapkan dengan dua pilihan yaitu melanjutkan ke SMP atau MTS sesuai dengan minat yang mereka inginkan, juga motivasi yang mendorong untuk memilih antara melanjutkan ke  SMP atau MTS. Jaelani mengatakan, bahwa minat adalah suatu kecenderungan hati kepada sesuatu.[3] Mila saraswati mengemukakan, bahwa minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu obyek yag mengandung unsur penghargaan yang mengakibatkan suatu keinginan dan kegairahan untuk mendapat suatu yang diinginkan.[4]Minat menurut Crow and Crow adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian terhadap orang lain, sesuatu atau aktivitas tertentu.[5] Sedangkan tim FIP-UPI berpendapat, bahwa Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.[6]
Dari beberapa pengertian minat diatas, penulis menyimpulkan, bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju ke hal yang telah menarik minatnya.
Minat timbul dari dalam diri seseorang apabila sesuatu yang diminati itu bermanfaat, bisa dirasakan, dialami secara nyata, dan bila pihak luar juga mendorong kearah itu, minat dan kemauan yang tinggi akan menimbulkan semangat dalam jiwa. Minat dan kemauan merupakan daya dorong yang paling tinggi bagi seseorang dalam upayanya mencapai hasil yang telah ia rencanakan. Minat merupakan perhatian kepada sesuatu atau kesukaan kepada sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan memerlukan minat dan kemauan yang sungguh- sungguh. Minat dan kemauan yang sungguh- sungguh dapat timbul jika seseorang memiliki motivasi.[7] Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[8] Motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.[9] Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang.[10]
Dari beberapa pengertian motivasi diatas  penulis menyimpulkan, bahwa motivasi merupakan proses psikologis perilaku seseorang yang dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan.
Namun data yang penulis peroleh dari Ikhtisar Data Pendidikan . Tahun 2016/2017. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Sekretaris Jenderal Pusat Data dan Statistik Pendidikan sebagaimana dibawah ini :
·         Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017, Kementerian
    Pendidikan Dan Kebudayaan Sekretaris Jenderal Pusat Data
    Statistik Pendidikan. Dikutip pada tanggal 17 Mei 2017

Dari Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa secara nasional pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah lulusan SD tercatat 4.400.553 siswa sedangkan siswa baru di tahun yang sama hanya berjumlah 3.436.103 siswa dan prosentase angka melanjutkan siswa SD ke SMP hanya 78,08%. Ini berarti bahwa siswa SD yang tidak melanjutkan ke SMP masih sekitar 21,92%, dimana angka ini kemungkinan tidak melanjutkan atau melanjutkan di selain SMP. Atas dasar itu maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tentang minat dan motivasi siswa baik yang melanjutkan maupun yang tidak melanjutkan ke SMP dalam sebuah makalah  yang  berjudul  :“Minat Dan Motivasi Lulusan SD/MIMelanjutkan Sekolah.”adapun yang menjadi permasalahan penulis angkat dalam makalah ini adalah minat dan motivasi siswa untuk melanjutkan sekolah.
B.     LANDASAN TEORI
1.      Minat
a.       Pengertian Minat
Pengertian minat dalam kamus besar bahasa Indonesia  ialah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.[11]
Secara terminologi minat adalah  suatu kecenderungan hati kepada sesuatu.[12] Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu obyek yag mengandung unsur penghargaan yang mengakibatkan suatu keinginan dan kegairahan untuk mendapat suatu yang diinginkan.[13] Minat dapat diartikan suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.[14]
Sedangkan minat menurut para ahli adalah:
1.      Menurut Gie (1994), yang dikutip oleh Andri Wicaksono, minat dalah keterlibatan seseorang dengan segenap kesadaran secara penuh dan perhatian diseratai perasaan senang karena menyadari pentingnya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.[15]
2.      Menurut Kamisa (1997), yang dikutip oleh Makmun Khaerani, minat dapat diartikan sebagai kehendak, keinginan, atau kesukaan.[16]
3.      Menurut Crow and Crow(1984), yang dikutip oleh Makmun Khaerani, minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi rangsangangan yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.[17]
Dari beberapa pengertian minat di atas  penulis menyimpulkan bahwa Minat adalah sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat tidak timbul secara kebetulan, namun minat timbul karena terdapat  faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat.
b.      Macam- macam minat
Minat menurut Carl Safran dalam  H. Makmun Khairani dibagi menjadi tiga macam, yaitu:[18]
1)      Minat yang diekspresikan
Seseorang dapat menentukan minat atau pilihanya dengan kata-katatertentu, misalnya : seseorangan mengatakan bahwa dirinya tertarik untuk mengumpulkan uang logam, perangko, dll.
2)      Minat yang diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan hanya melalui katakata,  melainkan  dengan  perbuatan  dan  tindakan.  Misal:  kegiatan olahraga, pramuka dan sebagainya yang mampu menarik perhatian.
3)      Minat yang dapat diinventarisasikan
Seseorang  menilai  minatnya  agar  dapat  mengukur  dan  menjawab terhadap pertanyaan tertentu atau urutan pilihanya terhadap aktivitas tertentu.
c.       Bentuk- bentuk minat
Seperti yang di kutip oleh H. Makmun Khairani dari M. Buchori, ada dua bentuk minat, antara lain:[19]
1)      Minat primitif (biologis)
Minat primitif yaitu minat yang timbul dari kebutuhan dari jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan, kebahagiaan hidup atau berkebebasan beraktivitas. Minat ini dapat dikatakan sebagai minat pokok dari manusia.
2)      Minat cultural
Minat cultural yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya yang merupakan hasil dari pendidikan. Dan minat ini dikatakan sebagai minat pelengkap.
d.      Faktor- faktor yang mempengaruhi minat
Crow and Crow, yang di kutip oleh H. Makmun Khairani memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi minat,diantaranya adalah:[20]
1)      The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
2)      The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Serta dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial.
3)      Emosional factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
e.       Faktor- faktor yang menimbulkan minat
Minat akan timbul bila ada perhatian. Dengan kata lain, minat merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan menghambat. Minat timbul karena adanya faktor intern dan ekstern.[21]

2.      Motivasi
a.      Pengertian Motivasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia motivasi berarti kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.[22]
Secara terminologi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[23] Motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.[24] Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang.[25]
Sedangkan motivasi menurut para ahli adalah:
1.    Menurut Greenberg dan Baron (1993), yang dikutip oleh Makmun Khaerani motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian tujuan dan segala yang ada didalam diri manusia untuk membentuk motivasi.[26]
2.    Menurut Ratumanan (2002),yang dikutip oleh Jenita Doli Tine Donsu,  motivasi adalah sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.[27]
3.    Menurut Ramayulius (2004), yang dikutip oleh Bambang Syamsul Arifin,  motivasi adalah rangsangan atau dorongan untuk bertingkah laku.[28]
Dari beberapa pengertian motivasi di atas  penulis menyimpulkan, bahwa motivasi merupakan proses psikologis perilaku seseorang yang dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan.
b.      Jenis Motivasi
Dilihat dari jenisnya, motivasi terdiri dari dua jenis yaitu:
1.      Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam individu, seperti kebutuhan organistik( otonomi, kompetensi, keterhubungan), rasa ingin tahu, tantangan, dan usaha.[29]
Motivasi intrinsik dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar.karena dalam diri individu tersebut telah ada dorongan.[30]
2.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar diri manusia.Motivasi ekstrinsik dapat diterapkan ketika seseorang mengalami kegagalan dalam motivasi intrinsik.[31]Motivasi ekstrinsik berfungsi karena ada perangsang dari luar.[32]
Selain itu, secara umum motivasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:[33]
1)      Motivasi positif
Motivasi positif adalah dorongan atau niat untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
2)      Motivasi negatif
Metivasi negatif adalah dorongan atau niat yang didasari oleh keinginan yang tidak baik.

c.       Prinsip motivasi
Menurut Kenneth H. Hover yang dikutip oleh Oemar Hamalik, mengemukakan prinsip- prinsip motivasi sebagai berikut:[34]
1)      Pujian lebih efektif daripada hukuman
Pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan, sedangkan hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan.
2)      Kebutuhan- kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.
3)      Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.
4)      Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement.
5)      Motivasi mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.
6)      Pemahaman yang jelas terhadap tujuan- tujuan akan merangsang motivasi.
7)      Tugas- tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada dipaksa untuk mengerjan tugas oleh orang lain.
8)      Pujian- pujian yang datang dari luar (eksternal reward) kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
9)      Teknik dan proses mengajar yang bermacam- macam merupakan cara efektif untuk memelihara minat siswa.
10)   Manfaat minat yang telah dimiliki oleh siswa adalah bersifat ekonomis.
11)   Kegiatan –kegiatan yang bisa merangsang minat siswa yang kurang diminati.
12)   Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.
13)   Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar yang lebih baik.
14)   Apabila tugas tidak terlalu sukar maka frustasi secara cepat menuju ke demoralisasi.
15)   Setiap siswa mempunyai tingkat frustasi toleransi yang berbeda.
16)   Tekanan kelompok siswa lebih efektif dalam memotivasi daripada tekanan dari orang dewasa.
17)   Motivasi yang besar berhubungan erat dengan kreativitas.
d.      Fungsi Motivasi
Beberapa fungsi motivasi diantaranya:
1.      Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.
Motivasi  ini berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2.      Motivasi menentukan arah perbuatan.
Motivasi ini mengarahkan pada suatu tujuan atau cita- cita. Makin jelas tujuan maka semakin jelas pula jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
3.      Motivasi menyeleksi perbuatan kita.
Artinya menentukan perbuatan- perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, untuk mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat untuk tujuan tersebut.[35]
e.       Tujuan Motivasi
Menurut Hasibuan (2006) yang dikutip oleh  Jenita Doli Tine Donsu, mengungkapkan bahwa tujuan motivasi adalah:[36]
1.      Meningkatkan moral dan kepuasan.
2.      Meningkatkan produktivitas.
3.      Mempertahankan kestabilan.
4.      Meningkatkan kedisiplinan.
5.      Menciptakan suasana dan hubungan yang baik.
6.      Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi.
7.      Meningkatkan kesejahteraan.
8.      Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas- tugas.
9.      Meningkatkan efisiensi penggunaan alat- alat dan bahan baku.
Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.[37]
Dari data dan teori yang dijelaskan maka dapat gambarkan kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 1

E.     ANALISIS
1.      Minat siswa untuk melanjutkan sekolah
Minat adalah sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan sikap yang ada dalam diri siswa yang akan melanjutkan sekolah. Akan tetapi meskipun sifatnya sangat pribadi dalam perasaan, namun kemunculannya dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana pemahaman itu diperoleh dari luar, misalnya seorang siswa memiliki minat ingin melanjutkan sekolah ke SMP A, maka sebenarnya dalam benak siswa itu telah memiliki pengertian tentang kondisi SMP A tersebut hingga timbul minat dalam hatinya. Informasi tentang keadaan SMP A yang ada dalam benak seorang siswa itu berasal dari informasi ataupun penjelasan dari luar yang masuk dalam pikiran dan benaknya sehingga menjadikan siswa itu memiliki minat untuk melanjutkan ke SMP A .
Adanya Minat dalam benak seseorang maka akan memunculkan sikap , dimana dengan sikap itu seseorang akan dengan senang hati dan semangat untuk mengambil keputusan. Bila minat dari siswa itu adalah melanjutkan sekolah, maka dia akan mengambil keputusan untuk bersikap dengan giat  untuk mewujudkan minat yang ada dalam pikirannya. Hal inilah maka minat sangat penting ada dalam diri seseorang.
Dari data yang penulis peroleh bahwa jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke SMP  secara nasional hanya sekitar 78,08%, maka dapat dikatakan bahwa minat lulusan SD yang melanjutkan ke SMP masih belum maksimal, artinya masih  ada sekitar 21,92%, siswa SD yang tidak melanjutkan ke SMP.
Bila di kaji lebih dalam minat siswa SD yang melanjutkan  ke SMP pasti akan ditemukan banyak permasalahannya, karena tidak semua mereka yang melanjutkan itu karena memang memiliki minat yang sama. Bisa jadi karena keinginan orang tuanya ataupun orang laen yang mempengaruhi ataupun memaksa sehingga siswa itu mengikutinya .
Sedangkan yang tercatat tidak melanjutkan ke SMP juga tidak semuanya karena tidak memiliki minat. Bisa jadi minat ada akan tetapi ada faktor lain baik internal pribadi, maupun faktor eksternal yang mempengaruhi diri siswa itu sehingga tidakmelanjutkan ke SMP. Ada juga dari mereka dimungkinkan melanjutkan di sekolah-sekolah lain. Bahkan tentu ada dari mereka karena pengaruh ekonomi  orang tua sehingga tidak mampu untuk melanjutkan sekolah .
2.      Motivasi siswa untuk melanjutkan sekolah
Motivasi merupakan proses psikologis perilaku seseorang yang dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif perbuatan atau keadaan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk bersifat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[38]
Motivasi dibedakan kedalam intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, apakah untuk kehidupannya  masa depan siswa yang bersangkutan atau untuk yang lain. Motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan.[39]Motivasi akan mendorong untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh ( tekun ) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaanya.
Motivasi memiliki beberapa peran dalam kehidupan manusia, minimal ada empat peran, yaitu : sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sebagai penentu arah dan tujuan, sebagai penyeleksi perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia dan sebagai penguji sikap manusia dalam berbuat, termasuk perbuatan dalam beragama.[40]
Berkaitan dengan keadaan siswa yang akan melanjutkan sekolah, maka motivasi sangat berpengaruh dalam penentuan keputusan yang akan dilakukan. Meskipun motivasi itu bukan merupakan faktor utama dalam perwujudan suatu keputusan, namun keberadaannya sangat penting. Motivasi alamiah yang telah ada dalam diri seorang siswa menjadi dasar pertama, sementara motivasi yang timbul dari faktor eksternal menjadi penguat perasaan siswa dalam memunculkan perbuatan yang dilakukan. Seberapa besar tekanan dan pengaruh motivasi dari luar maupun motivasi dasar dari dalam dirinya, belum juga mutlak akan melakukan perbuatan yang sesuai, karena semua itu pasti akan melihat faktor faktor lain yang ada, misalnya faktor ekonomi, kebiasaan, pendidikan maupun situasi dan kondisi yang terjadi. Maka bagi siswa yang melanjutkan sekolahnya dapat terjadi  karena dalam diri siswa itu telah ada motivasi diri yang begitu kuat serta di dorong dengan motivasi eksternal yang masuk juga situasi dan kondisi yang mendukung sehingga siswa itu kemudian melakukan tindakan melanjutkan sekolah. Demikian juga siswa  yang tidak melanjutkan sekolah tidak berarti mereka tidak mempunyai motivasi, namun karena pengaruh situasi dan kondisi yang yang tidak mendukung, baik ekonomi, maupun yang lainnya sehingga siswa itu terpaksa tidak melanjutkan, ada juga memang dalam diri siswa itu tidak ada motivasi baik dalam dirinya maupun tidak ada motivasi yang menekan dirinya dari luar sehingga siswa tersebut tidak melanjutkan sekolahnya.
3.      Minat Dan Motivasi Lulusan SD Melanjutkan Ke SMP
Minat merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai seseorang yang mempunyai kadar kepandaian tinggi, namun kurang minat terhadap didiplin ilmu atau suatu pekerjaan yang digelutinya, prestasi keilmuan atau pekerjaannya biasa-biasa saja, kurang memuaskan. Sebaliknya, tidak jarang pula orang yang mempunyai kapasitas intelektual sedang, namun karena adanya minat yang besar terhadap disiplin ilmu yang dituntut atau pekerjaan yang digelutinya, memperoleh hasil yang gemilang. Hal yang pertama mungkin disebabkan tidak adanya motivasi, tidak konsentrasi, atau karena gangguan – gangguan lain yang mengakibatkan kurangnya minat terhadap materi yang dipelajari atau pekerjaannya. Sebaliknya minat yang tinggi dapat mendorong seseorang rajin belajar dan bekerja serta gigih dalam mengejar sesuatu. Dengan demikian, minat mempunyai andil yang sangat besar dan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kerja seseorang.
Bahkan, tidak jarang tanpa minat yang jelas terhadap suatu pekerjaan yang digeluti dapat mendatangkan stress dan kekhawatiran. Banyak orang tidak merasa enjoy dalam bekerja lantaran mereka tidak menyenanginya. Dale Canegie seperti dikutip Mack R. Douglas dalam How to Make a Habit of Succeding (1987 : 57) mengatakan : “sebagian terbesar dari kekhawatiran dan tekanan (stress) yang mengancam bersumber pada kenyataan bahwa berjuta orang tidak pernah menemukan diri mereka, tidak menemukan macam kerja yang mereka sukai yang dapat mereka kerjakan dengan baik. Sebaliknya hati mereka memberontak karena mereka mengerjakan pekerjaan yang tidak mereka senangi”.
Minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain perlu adanya motivasi . Dengan adanya motivasi yang baik dan terarah ditunjang dengan rencana yang matang, seseorang akan rajin dan bergairah sehingga akan melakukan hal yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Menurut Mark R. Douglas (1995:198), inti motivasi adalah harapan. Harapan adalah keinginan yang mengagumkan, yakni impian untuk mewujudkan apa yang diinginkan serta mengembangkan keyakinan dan rencana untuk mencapai tujuan. Harapan-harapan tersebut berasal dari keyakinan spiritual, masyarakat, dan pribadi itu sendiri.
Pada hakikatnya, setiap siswa memiliki suatu kecenderungan atau minat untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Slameto (2003:27)  “ Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang ”. Mereka memilih sekolah  untuk  meneruskan pendidikan yang berarti bagi dirinya. Namun demikian tidak semua siswa yang bisa melanjutkan sekolahnya seperti halnya keinginan dari setiap individu siswa itu sendiri. Mereka selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang berada dibelakang mereka. Misalnya seperti faktor finansial orang tua mereka, atau latar belakang pendidikan orang tua mereka.
Pendidikan memang merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam  keluarga, masyarakat dan bangsa. Menurut Syamsul Mu’arif (2009: 17) Menyebutkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan, sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan berencana”.
Dari pernyataan diatas bahwa pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri. Dewasa dalam hal perkembangan badan cerdas dalam hal perkembangan jiwa, dan matang dalam perilaku. Pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, karena menjadi dewasa, cerdas, dan matang adalah hak asasi manusia pada umumnya. Pendidikan memang harus berlangsung disetiap jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan, mulai dari lingkungan individual, sosial keluarga, lingkungan masyarakat luas, dan berlangsung disepanjang waktu. Jadi, kegiatan pendidikan berlangsung dengan memadati setiap jengkal ruang lingkungan kehidupan. Orang tua sangat berperan aktif untuk mendorong ketercapainya cita-cita anak-anaknya. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang bagus dan memiliki materi yang mumpuni, akan selalu memberikan motivasi yang baik bagi buah hatinya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan senantiasa membiayai anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Sangatlah berbeda dengan orang tua yang kurang mampu didalam hal finansial dan juga tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik, meskipun mereka mempunyai keinginan agar anaknya mencapai pendidikan yang tinggi, namun mereka tidak cukup untuk membiayai anaknya melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini yang menjadikan siswa mempertimbangkan langkah yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya. Tidak sedikit siswa memilih meninggalkan pendidikannya demi membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja apa saja yang mereka lakukan.
Dalam realita kehidupan sekarang ini, siswa yang memiliki orang tua yang memiliki latar pendidikan yang baik, belum menjadi jaminan bahwa anaknya memiliki minat untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, walaupun masih banyak juga minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik pula. Mereka cenderung melihat kondisi disekitarnya bahwa tanpa kuliahpun akan  menjadi orang sukses. Hal ini sangatlah tidak bisa dibenarkan didalam dunia pendidikan, karena setiap warga Indonesia dituntut untuk memiliki keilmuan yang baik agar bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat kedepanya. Kebutuhan akan pendidikan sangatlah penting, dan harus dimiliki oleh setiap insan, walaupun juga tidak dapat disalahkan jika mereka memilih memutuskan sekolah untuk bekerja membantu perekonomian orang tua. Lain halnya dengan siswa yang memiliki latar belakang pendidikan orang tuanya yang kurang baik. Terkadang siswa ini memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk tetap bisa sekolah, entah bagaimana caranya demi membawa nama baik keluarga. Siswa seperti ini tahu akan arti penting sebuah pendidikan yang akan ditempuhnya kedepan, bahwa pendidikanlah yang akan mengangkat derajat dari anak tersebut.
Dari pernyataan-pernyataan itu jelaslah bahwa minat dan motivasi baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar seperti kondisi orang tua, situasi kondisi lingkungan dan sebagainya adalah sangat penting  bagi siswa yang akan melanjutkan sekolahnya, apalagi siswa SD, hampir keseluruhan pikiran dan prasaannya di pengaruhi oleh orang tuanya, sangat kecil kemungkinan pengaruh dari yang lain, karena di usia-usia itu anak masih sangat bergantung pada orang tuanya. Peranan orang tua sangat penting dan mendominasi terwujudnya minat dan motivasi pada siswa SD yang melanjutkan ke SMP, demikian juga siswa yang tidak melanjutkan, peranan orang tua juga yang mempengaruhi itu semua. Jadi minat dan motivasi siswa SD yang melanjutkan ke SMP, masih bergantung pada apa yang dikehendaki oleh orang tua, meskipun minat telah ada dalam diri siswa, namun pengaruh orang tua menjadi sangat penting . 

4.      KESIMPULAN
Minat siswa SD yang melanjutkan  ke SMP pasti akan menemukan banyak permasalahan, karena tidak semua yang melanjutkan itu memiliki minat yang sama. Bisa jadi karena keinginan orang tuanya ataupun orang lain yang mempengaruhi ataupun memaksa sehingga siswa itu mengikutinya .Sedangkan yang tidak melanjutkan ke SMP juga tidak semuanya karena tidak memiliki minat. Bisa jadi minat ada akan tetapi ada faktor lain baik internal pribadi, maupun faktor eksternal yang mempengaruhi diri siswa itu sehingga tidak melanjutkan ke SMP. Ada juga dari mereka dimungkinkan melanjutkan di sekolah-sekolah lain. Bahkan tentu ada dari mereka karena pengaruh ekonomi  orang tua sehingga tidak mampu untuk melanjutkan sekolah .
Motivasi sangat berpengaruh dalam penentuan keputusan yang akan dilakukan. Meskipun motivasi itu bukan merupakan faktor utama dalam perwujudan suatu keputusan, namun keberadaannya sangat penting. Motivasi alamiah yang telah ada dalam diri seorang siswa menjadi dasar pertama, sementara motivasi yang timbul dari faktor eksternal menjadi penguat perasaan siswa dalam memunculkan perbuatan yang dilakukan. Seberapa besar tekanan dan pengaruh motivasi dari luar maupun motivasi dasar dari dalam dirinya, belum juga mutlak akan melakukan perbuatan yang sesuai, karena semua itu pasti akan melihat faktor faktor lain yang ada, misalnya faktor ekonomi, kebiasaan, pendidikan maupun situasi dan kondisi yang terjadi. Maka bagi siswa yang melanjutkan sekolahnya dapat terjadi  karena dalam diri siswa itu telah ada motivasi diri yang begitu kuat serta di dorong dengan motivasi eksternal yang masuk juga situasi dan kondisi yang mendukung sehingga siswa itu kemudian melakukan tindakan melanjutkan sekolah. Demikian juga siswa  yang tidak melanjutkan sekolah tidak berarti mereka tidak mempunyai motivasi, namun karena pengaruh situasi dan kondisi yang tidak mendukung, baik ekonomi, maupun yang lainnya sehingga siswa itu terpaksa tidak melanjutkan, ada juga memang dalam diri siswa itu tidak ada motivasi baik dalam dirinya maupun tidak ada motivasi yang menekan dirinya dari luar sehingga siswa tersebut tidak melanjutkan sekolahnya.
Minat dan motivasi baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar seperti kondisi orang tua, situasi kondisi lingkungan dan sebagainya adalah sangat penting  bagi siswa yang akan melanjutkan sekolahnya, apalagi siswa SD, hampir keseluruhan pikiran dan prasaannya di pengaruhi oleh orang tuanya, sangat kecil kemungkinan pengaruh dari yang lain, karena di usia-usia itu anak masih sangat bergantung pada orang tuanya. Peranan orang tua sangat penting dan mendominasi terwujudnya minat dan motivasi pada siswa SD yang melanjutkan ke SMP, demikian juga siswa yang tidak melanjutkan, peranan orang tua juga yang mempengaruhi itu semua. Jadi minat dan motivasi siswa SD yang melanjutkan ke SMP, masih bergantung pada apa yang dikehendaki oleh orang tua, meskipun minat telah ada dalam diri siswa, namun pengaruh orang tua menjadi sangat penting . 

DAFTAR PUSTAKA
DonsuJenita,Doli Tine, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet.1, 2017
Fitriani, Khoerunisa, Jurnal: Pengaruh  Motivasi,  Prestasi  Belajar,  Status  Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Akuntansi Smk Negeri 1 Kendal, vol. 1, Unnes, Semarang, 2014
Hamalik,Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010
Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Sekretaris Jenderal Pusat Data Statistik Pendidikan
Indriyanti, Ninuk, dkk, Jurnal:  Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Melanjutkan     Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta  tahun 2013, Vol. 1, UNS, Surakarta, 2013
Jaelani, Membuka Pintu Rezeki, Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999
Khaerani,Makmun, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017
Usman, Moh. Uzer,. 1989. Menjadi Guru Profesional. 1989, Bandung: Remaja Rosda Karya
Nasrudin,Endin, Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010
Purwanto,Ngalim, Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12, 1997, 2017
Saraswati,Mila, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama,  cet.1, 2008
Sobur,Alex  Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung, Pustaka setia, cet. 2, 2003,
Suciati, Psikologi Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam, Yogyakarta,Buku Litera, cet. 1, 2015
Syamsul, ArifinBambang, Psikologi Agama, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2008
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung, IMTIMA, cet.2, 2007
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung,  IMTIMA, cet.2, 2007
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam , Jakarta, 2008, PT. Raja Grafindo Persada,   
Wicaksono,Andri, Pengkajian Prosa Fiksi, Yogyakarta, Garudhawaca, cet.1, 2014
Zul,FajriEm, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3



[1]      Khoerunisa Fitriani, Jurnal: Pengaruh  Motivasi,  Prestasi  Belajar,  Status  Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Akuntansi Smk Negeri 1 Kendal, vol. 1, Unnes, Semarang, 2014, hlm. 154
[2]       Ninuk indriyanti, dkk, Jurnal:  Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013, Vol. 1, UNS, Surakarta, 2013, hlm. 3 
[3]Jaelani, Membuka Pintu Rezeki, Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999, hlm. 66
[4]      Mila Saraswati, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama,  cet.      1, 2008, hlm. 146
[5]Andri Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi, Yogyakarta, Garudhawaca, cet.1, 2014, hlm. 402
[6]Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung,IMTIMA, cet.2, 2007, hlm.  63
[7]      Jaelani, Op.Cit. hlm. 67                                                                                                     
[8]      Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 158
[9]      Alex  Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung, Pustaka setia, cet. 2, 2003,
hlm. 268
[10]Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010, hlm. 158
[11]      Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3, hlm. 568
[12]      Jaelani, Membuka Pintu Rezeki, Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999, hlm. 66
[13]      Mila Saraswati, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama,  cet.            1, 2008, hlm. 146
[14]Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung, IMTIMA, cet.2, 2007, hlm.  63
[15]      Andri Wicaksono,  Pengkajian Prosa Fiksi,Yogyakarta, Garudhawaca, 2017,  hlm. 402
[16]      Makmun Khaerani, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm. 186
[17]      Makmun Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 187
[18]Makmun Khaerani, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm. 192
[19]Makmun Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 192
[20]Makmun Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 190
[21]Makmun Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 191
[22]      Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3, hlm. 575
[23]      Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 158
[24]Alex  Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung, Pustaka setia, cet. 2, 2003,
hlm. 268
[25]Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010, hlm. 158
[26]Makmun Khaerani, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm. 241
[27]Jenita Doli Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet. 1,
2017, hlm. 231
[28]Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2008, hlm. 132
[29]Suciati, Psikologi Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam, Yogyakarta, Buku Litera, cet. 1, 2015, hlm.162
[30]Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, cet. II, 2003, hlm. 295
[31]Suciati, Psikologi Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam, Yogyakarta, Buku Litera, cet. 1, 2015, hlm.162
[32]Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, cet. II, 2003, hlm. 296
[33]Jenita Doli Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet. 1, 2017, hlm. 232
[34]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 164-166
[35]Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12, 1997, hlm.70
[36]Jenita Doli Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet. 1, 2017, hlm. 233
[37]Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12, 1997, hlm.73
[38]Usman, Moh. Uzer,Menjadi Guru Profesional. 1989, Bandung: Remaja Rosda Karya
[39]Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam , Jakarta, 2008, PT. Raja Grafindo Persada,            hlm. 133.
[40].Bambang Samsul Arifin,Psikologi Agama,Bandung :CV.Pustaka Setia,2008, cet I hlm.133

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN HASIL RISET TENTANG MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DI MIS KURIPAN KIDUL

A.     PENDAHULUAN Sejak  bayi  anak  berkembang  secara  fisik,  mental,  sosial,  dan  emosional.  Kemampuan  anak berjalan,  berbicara...