A.
Latar Belakang Masalah
Minat dan
motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seseorang. Pada
hakikatnya setiap siswa memiliki suatu kecenderungan atau minat melanjutkan
sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Mereka memilih sekolah sesuai dengan minat
dan motivasi yang di kehendakinya. Minat melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi akan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas. Banyak
hal yang mempengaruhi minat
seseorang terhadap sesuatu hal, salah
satunya adalah motivasi. prinsip motivasi mampu merangsang
minat belajar. Dengan adanya
motivasi yang tinggi,
seseorang dapat mempunyai minat melanjutkan sekolah hingga belajar
ke perguruan tinggi.[1] Minat
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri
maupun dari luar diri. faktor
intern yang paling
mempengaruhi minat
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi adalah motivasi.[2]
Berdasarkan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003,
pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional diharapkan mampu
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu
bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung pada mutu pendidikan generasi
muda saat ini. Pendidikan adalah suatu proses yang berkelanjutan, terusmenerus
dan berlangsung seumur hidup dalam rangka mewujudkan manusia dewasa, mandiri
dan bertanggung jawab. Kemajuan suatu bangsa ditandai dan diukur dari kemajuan
pendidikannya.Maka, melanjutkan jenjang pendidikan ke SMP atau MTS sangat
penting bagi para siswa SD atau MI. Ketika seorang siswa lulus dan tamat dari
pendidikan dasar mereka akan dihadapkan dengan dua pilihan yaitu melanjutkan ke
SMP atau MTS sesuai dengan minat yang mereka inginkan, juga motivasi yang
mendorong untuk memilih antara melanjutkan ke
SMP atau MTS. Jaelani mengatakan, bahwa minat adalah suatu kecenderungan
hati kepada sesuatu.[3]
Mila saraswati mengemukakan, bahwa minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan
timbul dari suatu obyek yag mengandung unsur penghargaan yang mengakibatkan
suatu keinginan dan kegairahan untuk mendapat suatu yang diinginkan.[4]Minat
menurut Crow and Crow adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang
memberikan perhatian terhadap orang lain, sesuatu atau aktivitas tertentu.[5] Sedangkan
tim FIP-UPI berpendapat, bahwa Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan.[6]
Dari beberapa
pengertian minat diatas, penulis menyimpulkan, bahwa minat adalah sesuatu yang
pribadi yang berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar
bagi prasangka, minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju ke hal yang telah menarik
minatnya.
Minat timbul
dari dalam diri seseorang apabila sesuatu yang diminati itu bermanfaat, bisa
dirasakan, dialami secara nyata, dan bila pihak luar juga mendorong kearah itu,
minat dan kemauan yang tinggi akan menimbulkan semangat dalam jiwa. Minat dan
kemauan merupakan daya dorong yang paling tinggi bagi seseorang dalam upayanya
mencapai hasil yang telah ia rencanakan. Minat merupakan perhatian kepada
sesuatu atau kesukaan kepada sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan memerlukan
minat dan kemauan yang sungguh- sungguh. Minat dan kemauan yang sungguh-
sungguh dapat timbul jika seseorang memiliki motivasi.[7]
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[8]
Motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang
atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan
atau tujuan.[9]
Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam
perilaku seseorang.[10]
Dari beberapa
pengertian motivasi diatas penulis
menyimpulkan, bahwa motivasi merupakan proses psikologis perilaku seseorang
yang dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, yang menggerakkan
seseorang untuk mencapai tujuan.
Namun data yang
penulis peroleh dari Ikhtisar Data Pendidikan . Tahun 2016/2017. Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Sekretaris Jenderal Pusat Data dan Statistik Pendidikan
sebagaimana dibawah ini :
·
Sumber :
Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017, Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan
Sekretaris Jenderal Pusat Data
Statistik Pendidikan.
Dikutip pada tanggal 17 Mei 2017
Dari Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa secara nasional pada tahun
pelajaran 2016/2017 jumlah lulusan SD tercatat 4.400.553 siswa sedangkan siswa
baru di tahun yang sama hanya berjumlah 3.436.103 siswa dan prosentase angka
melanjutkan siswa SD ke SMP hanya 78,08%. Ini berarti bahwa siswa SD yang tidak
melanjutkan ke SMP masih sekitar 21,92%, dimana angka ini kemungkinan tidak
melanjutkan atau melanjutkan di selain SMP. Atas dasar itu maka penulis
tertarik untuk mengangkat permasalahan tentang minat dan motivasi siswa baik
yang melanjutkan maupun yang tidak melanjutkan ke SMP dalam sebuah makalah yang
berjudul :“Minat Dan Motivasi Lulusan
SD/MIMelanjutkan Sekolah.”adapun yang menjadi permasalahan penulis angkat
dalam makalah ini adalah minat dan motivasi siswa untuk melanjutkan sekolah.
B.
LANDASAN TEORI
1.
Minat
a.
Pengertian
Minat
Pengertian minat dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah keinginan yang kuat, gairah,
kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.[11]
Secara terminologi minat adalah suatu kecenderungan hati kepada sesuatu.[12]
Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu obyek yag
mengandung unsur penghargaan yang mengakibatkan suatu keinginan dan kegairahan
untuk mendapat suatu yang diinginkan.[13]
Minat dapat diartikan suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang diinginkan.[14]
Sedangkan
minat menurut para ahli adalah:
1.
Menurut
Gie (1994), yang dikutip oleh Andri Wicaksono, minat dalah
keterlibatan seseorang dengan segenap kesadaran secara penuh dan perhatian
diseratai perasaan senang karena menyadari pentingnya suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan.[15]
2.
Menurut
Kamisa (1997), yang dikutip oleh Makmun Khaerani, minat dapat
diartikan sebagai kehendak, keinginan, atau kesukaan.[16]
3.
Menurut
Crow and Crow(1984), yang dikutip oleh Makmun Khaerani, minat dapat
menunjukkan kemampuan untuk memberi rangsangangan yang mendorong kita untuk memperhatikan
seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi
pengaruh terhadap pengalaman yang telah dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.[17]
Dari beberapa pengertian minat di atas penulis menyimpulkan bahwa Minat adalah
sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan
dasar bagi prasangka, minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju ke sesuatu yang telah
menarik minatnya. Minat tidak timbul secara
kebetulan, namun minat timbul karena terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat.
b.
Macam- macam minat
Minat menurut
Carl Safran dalam H. Makmun Khairani
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:[18]
1)
Minat
yang diekspresikan
Seseorang dapat menentukan minat atau pilihanya dengan
kata-katatertentu, misalnya : seseorangan mengatakan bahwa dirinya tertarik
untuk mengumpulkan uang logam, perangko, dll.
2)
Minat
yang diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan hanya melalui
katakata, melainkan dengan
perbuatan dan tindakan.
Misal: kegiatan olahraga, pramuka
dan sebagainya yang mampu menarik perhatian.
3)
Minat
yang dapat diinventarisasikan
Seseorang menilai minatnya
agar dapat mengukur
dan menjawab terhadap pertanyaan
tertentu atau urutan pilihanya terhadap aktivitas tertentu.
c.
Bentuk- bentuk minat
Seperti yang di
kutip oleh H. Makmun Khairani dari M. Buchori, ada dua bentuk minat, antara
lain:[19]
1)
Minat
primitif (biologis)
Minat primitif yaitu minat yang timbul dari kebutuhan dari jaringan
yang berkisar pada soal-soal makanan, kebahagiaan hidup atau berkebebasan
beraktivitas. Minat ini dapat dikatakan sebagai minat pokok dari manusia.
2)
Minat
cultural
Minat cultural yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang
lebih tinggi tarafnya yang merupakan hasil dari pendidikan. Dan minat ini
dikatakan sebagai minat pelengkap.
d.
Faktor- faktor yang mempengaruhi minat
Crow and Crow,
yang di kutip oleh H. Makmun Khairani memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi
minat,diantaranya adalah:[20]
1)
The
factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang
sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
2)
The
factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Serta dipengaruhi
oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial.
3)
Emosional
factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek
misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu
dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau
kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan
menyebabkan minat seseorang berkembang.
e.
Faktor- faktor yang menimbulkan minat
Minat akan timbul bila ada perhatian. Dengan kata lain, minat
merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan
merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan
menghambat. Minat timbul karena adanya faktor intern dan ekstern.[21]
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia motivasi berarti kecenderungan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan
dengan tujuan tertentu.[22]
Secara
terminologi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[23]
Motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang
atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan
atau tujuan.[24]
Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam
perilaku seseorang.[25]
Sedangkan
motivasi menurut para ahli adalah:
1.
Menurut
Greenberg dan Baron (1993), yang dikutip oleh Makmun Khaerani motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan
memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian tujuan dan segala yang ada
didalam diri manusia untuk membentuk motivasi.[26]
2.
Menurut
Ratumanan (2002),yang dikutip oleh Jenita Doli Tine Donsu, motivasi adalah sebagai dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku.[27]
3.
Menurut
Ramayulius (2004), yang dikutip oleh Bambang Syamsul Arifin, motivasi adalah rangsangan atau dorongan untuk
bertingkah laku.[28]
Dari
beberapa pengertian motivasi di atas
penulis menyimpulkan, bahwa motivasi merupakan proses psikologis
perilaku seseorang yang dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,
yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan.
b.
Jenis Motivasi
Dilihat dari
jenisnya, motivasi terdiri dari dua jenis yaitu:
1.
Motivasi
intrinsik
Motivasi
intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam individu, seperti kebutuhan
organistik( otonomi, kompetensi, keterhubungan), rasa ingin tahu, tantangan,
dan usaha.[29]
Motivasi
intrinsik dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar.karena dalam diri
individu tersebut telah ada dorongan.[30]
2.
Motivasi
ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar diri manusia.Motivasi
ekstrinsik dapat diterapkan ketika seseorang mengalami kegagalan dalam motivasi
intrinsik.[31]Motivasi
ekstrinsik berfungsi karena ada perangsang dari luar.[32]
Selain
itu, secara umum motivasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:[33]
1)
Motivasi
positif
Motivasi
positif adalah dorongan atau niat untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
2)
Motivasi
negatif
Metivasi
negatif adalah dorongan atau niat yang didasari oleh keinginan yang tidak baik.
c.
Prinsip motivasi
Menurut Kenneth H. Hover yang dikutip oleh Oemar Hamalik,
mengemukakan prinsip- prinsip motivasi sebagai berikut:[34]
1)
Pujian
lebih efektif daripada hukuman
Pujian
bersifat menghargai apa yang telah dilakukan, sedangkan hukuman bersifat
menghentikan suatu perbuatan.
2)
Kebutuhan-
kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat
kepuasan.
3)
Motivasi
yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang
dipaksakan dari luar.
4)
Terhadap
jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha
pemantauan (reinforcement.
5)
Motivasi
mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.
6)
Pemahaman
yang jelas terhadap tujuan- tujuan akan merangsang motivasi.
7)
Tugas-
tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar
untuk mengerjakannya daripada dipaksa untuk mengerjan tugas oleh orang lain.
8)
Pujian-
pujian yang datang dari luar (eksternal reward) kadang diperlukan dan
cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
9)
Teknik
dan proses mengajar yang bermacam- macam merupakan cara efektif untuk
memelihara minat siswa.
10)
Manfaat minat yang telah dimiliki oleh siswa
adalah bersifat ekonomis.
11)
Kegiatan –kegiatan yang bisa merangsang minat
siswa yang kurang diminati.
12)
Kecemasan yang besar akan menimbulkan
kesulitan belajar.
13)
Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat
membantu belajar yang lebih baik.
14)
Apabila tugas tidak terlalu sukar maka
frustasi secara cepat menuju ke demoralisasi.
15)
Setiap siswa mempunyai tingkat frustasi
toleransi yang berbeda.
16)
Tekanan kelompok siswa lebih efektif dalam
memotivasi daripada tekanan dari orang dewasa.
17)
Motivasi yang besar berhubungan erat dengan
kreativitas.
d.
Fungsi Motivasi
Beberapa fungsi
motivasi diantaranya:
1. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.
Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak yang
memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2. Motivasi menentukan arah perbuatan.
Motivasi
ini mengarahkan pada suatu tujuan atau cita- cita. Makin jelas tujuan maka
semakin jelas pula jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Motivasi menyeleksi perbuatan kita.
Artinya
menentukan perbuatan- perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, untuk
mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat untuk
tujuan tersebut.[35]
e.
Tujuan Motivasi
Menurut
Hasibuan (2006) yang dikutip oleh Jenita Doli
Tine Donsu, mengungkapkan bahwa tujuan motivasi adalah:[36]
1. Meningkatkan
moral dan kepuasan.
2. Meningkatkan
produktivitas.
3. Mempertahankan
kestabilan.
4. Meningkatkan
kedisiplinan.
5. Menciptakan
suasana dan hubungan yang baik.
6. Meningkatkan
loyalitas, kreativitas, dan partisipasi.
7. Meningkatkan kesejahteraan.
8. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas- tugas.
9.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan alat- alat dan bahan baku.
Tujuan
motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.[37]
Dari
data dan teori yang dijelaskan maka dapat gambarkan kerangka pikir sebagai
berikut :
Gambar
1
E.
ANALISIS
1.
Minat siswa untuk melanjutkan sekolah
Minat adalah sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan sikap yang
ada dalam diri siswa yang akan melanjutkan sekolah. Akan tetapi meskipun
sifatnya sangat pribadi dalam perasaan, namun kemunculannya dipengaruhi oleh
banyak faktor, dimana pemahaman itu diperoleh dari luar, misalnya seorang siswa
memiliki minat ingin melanjutkan sekolah ke SMP A, maka sebenarnya dalam benak
siswa itu telah memiliki pengertian tentang kondisi SMP A tersebut hingga
timbul minat dalam hatinya. Informasi tentang keadaan SMP A yang ada dalam
benak seorang siswa itu berasal dari informasi ataupun penjelasan dari luar
yang masuk dalam pikiran dan benaknya sehingga menjadikan siswa itu memiliki
minat untuk melanjutkan ke SMP A .
Adanya Minat dalam benak seseorang maka akan memunculkan sikap , dimana
dengan sikap itu seseorang akan dengan senang hati dan semangat untuk mengambil
keputusan. Bila minat dari siswa itu adalah melanjutkan sekolah, maka dia akan
mengambil keputusan untuk bersikap dengan giat
untuk mewujudkan minat yang ada dalam pikirannya. Hal inilah maka minat
sangat penting ada dalam diri seseorang.
Dari data yang penulis peroleh bahwa jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke
SMP secara nasional hanya sekitar 78,08%, maka dapat dikatakan bahwa minat lulusan SD yang
melanjutkan ke SMP masih belum maksimal, artinya masih ada sekitar 21,92%, siswa SD yang tidak
melanjutkan ke SMP.
Bila di kaji lebih dalam minat siswa SD yang melanjutkan ke SMP pasti akan ditemukan banyak
permasalahannya, karena tidak semua mereka yang melanjutkan itu karena memang
memiliki minat yang sama. Bisa jadi karena keinginan orang tuanya ataupun orang
laen yang mempengaruhi ataupun memaksa sehingga siswa itu mengikutinya .
Sedangkan
yang tercatat tidak melanjutkan ke SMP juga tidak semuanya karena tidak
memiliki minat. Bisa jadi minat ada akan tetapi ada faktor lain baik internal
pribadi, maupun faktor eksternal yang mempengaruhi diri siswa itu sehingga
tidakmelanjutkan ke SMP. Ada juga dari mereka dimungkinkan melanjutkan di sekolah-sekolah
lain. Bahkan tentu ada dari mereka karena pengaruh ekonomi orang tua sehingga tidak mampu untuk
melanjutkan sekolah .
2.
Motivasi siswa untuk melanjutkan sekolah
Motivasi merupakan proses psikologis perilaku seseorang yang
dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, yang menggerakkan seseorang
untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif perbuatan atau keadaan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk bersifat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[38]
Motivasi dibedakan kedalam intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
intrinsik merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorongnya untuk belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, apakah untuk kehidupannya masa depan siswa yang bersangkutan atau untuk
yang lain. Motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang datang dari luar individu
siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Kekurangan atau
ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan menyebabkan siswa
kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan.[39]Motivasi
akan mendorong untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh ( tekun
) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya dan selanjutnya akan
menentukan pula hasil pekerjaanya.
Motivasi memiliki beberapa peran dalam kehidupan manusia, minimal
ada empat peran, yaitu : sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu,
sebagai penentu arah dan tujuan, sebagai penyeleksi perbuatan yang akan
dilakukan oleh manusia dan sebagai penguji sikap manusia dalam berbuat,
termasuk perbuatan dalam beragama.[40]
Berkaitan dengan keadaan siswa yang akan melanjutkan sekolah, maka
motivasi sangat berpengaruh dalam penentuan keputusan yang akan dilakukan.
Meskipun motivasi itu bukan merupakan faktor utama dalam perwujudan suatu
keputusan, namun keberadaannya sangat penting. Motivasi alamiah yang telah ada
dalam diri seorang siswa menjadi dasar pertama, sementara motivasi yang timbul
dari faktor eksternal menjadi penguat perasaan siswa dalam memunculkan
perbuatan yang dilakukan. Seberapa besar tekanan dan pengaruh motivasi dari
luar maupun motivasi dasar dari dalam dirinya, belum juga mutlak akan melakukan
perbuatan yang sesuai, karena semua itu pasti akan melihat faktor faktor lain
yang ada, misalnya faktor ekonomi, kebiasaan, pendidikan maupun situasi dan
kondisi yang terjadi. Maka bagi siswa yang melanjutkan sekolahnya dapat
terjadi karena dalam diri siswa itu
telah ada motivasi diri yang begitu kuat serta di dorong dengan motivasi
eksternal yang masuk juga situasi dan kondisi yang mendukung sehingga siswa itu
kemudian melakukan tindakan melanjutkan sekolah. Demikian juga siswa yang tidak melanjutkan sekolah tidak berarti
mereka tidak mempunyai motivasi, namun karena pengaruh situasi dan kondisi yang
yang tidak mendukung, baik ekonomi, maupun yang lainnya sehingga siswa itu
terpaksa tidak melanjutkan, ada juga memang dalam diri siswa itu tidak ada
motivasi baik dalam dirinya maupun tidak ada motivasi yang menekan dirinya dari
luar sehingga siswa tersebut tidak melanjutkan sekolahnya.
3.
Minat Dan Motivasi Lulusan SD Melanjutkan Ke SMP
Minat merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai seseorang yang mempunyai kadar
kepandaian tinggi, namun kurang minat terhadap didiplin ilmu atau suatu
pekerjaan yang digelutinya, prestasi keilmuan atau pekerjaannya biasa-biasa
saja, kurang memuaskan. Sebaliknya, tidak jarang pula orang yang mempunyai
kapasitas intelektual sedang, namun karena adanya minat yang besar terhadap
disiplin ilmu yang dituntut atau pekerjaan yang digelutinya, memperoleh hasil
yang gemilang. Hal yang pertama mungkin disebabkan tidak adanya motivasi, tidak
konsentrasi, atau karena gangguan – gangguan lain yang mengakibatkan kurangnya
minat terhadap materi yang dipelajari atau pekerjaannya. Sebaliknya minat yang
tinggi dapat mendorong seseorang rajin belajar dan bekerja serta gigih dalam
mengejar sesuatu. Dengan demikian, minat mempunyai andil yang sangat besar dan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kerja seseorang.
Bahkan, tidak jarang tanpa minat yang jelas terhadap suatu
pekerjaan yang digeluti dapat mendatangkan stress dan kekhawatiran. Banyak
orang tidak merasa enjoy dalam bekerja lantaran mereka tidak
menyenanginya. Dale Canegie seperti dikutip Mack R. Douglas dalam How to
Make a Habit of Succeding (1987 : 57) mengatakan : “sebagian terbesar dari
kekhawatiran dan tekanan (stress) yang mengancam bersumber pada kenyataan bahwa
berjuta orang tidak pernah menemukan diri mereka, tidak menemukan macam kerja
yang mereka sukai yang dapat mereka kerjakan dengan baik. Sebaliknya hati
mereka memberontak karena mereka mengerjakan pekerjaan yang tidak mereka
senangi”.
Minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Untuk itu, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain perlu adanya motivasi . Dengan adanya
motivasi yang baik dan terarah ditunjang dengan rencana yang matang, seseorang
akan rajin dan bergairah sehingga akan melakukan hal yang ada dalam pikiran dan
perasaannya. Menurut Mark R. Douglas (1995:198), inti motivasi adalah harapan.
Harapan adalah keinginan yang mengagumkan, yakni impian untuk mewujudkan apa
yang diinginkan serta mengembangkan keyakinan dan rencana untuk mencapai
tujuan. Harapan-harapan tersebut berasal dari keyakinan spiritual, masyarakat,
dan pribadi itu sendiri.
Pada hakikatnya, setiap siswa memiliki suatu kecenderungan atau
minat untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Slameto
(2003:27) “ Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang ”. Mereka memilih sekolah untuk
meneruskan pendidikan yang berarti bagi dirinya. Namun demikian tidak semua
siswa yang bisa melanjutkan sekolahnya seperti halnya keinginan dari setiap
individu siswa itu sendiri. Mereka selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang
berada dibelakang mereka. Misalnya seperti faktor finansial orang tua mereka,
atau latar belakang pendidikan orang tua mereka.
Pendidikan memang merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan
bangsa. Menurut Syamsul Mu’arif (2009: 17) Menyebutkan bahwa “ Pendidikan
adalah usaha yang dijalankan dengan, sengaja, teratur, dan berencana dengan
maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan sebagai suatu usaha
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana”.
Dari pernyataan diatas bahwa pendidikan merupakan sistem proses
perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri. Dewasa dalam
hal perkembangan badan cerdas dalam hal perkembangan jiwa, dan matang dalam
perilaku. Pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja,
dan dimana saja, karena menjadi dewasa, cerdas, dan matang adalah hak asasi
manusia pada umumnya. Pendidikan memang harus berlangsung disetiap jenis,
bentuk, dan tingkat lingkungan, mulai dari lingkungan individual, sosial
keluarga, lingkungan masyarakat luas, dan berlangsung disepanjang waktu. Jadi,
kegiatan pendidikan berlangsung dengan memadati setiap jengkal ruang lingkungan
kehidupan. Orang tua sangat berperan aktif untuk mendorong ketercapainya
cita-cita anak-anaknya. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang
bagus dan memiliki materi yang mumpuni, akan selalu memberikan motivasi yang
baik bagi buah hatinya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan
senantiasa membiayai anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Sangatlah
berbeda dengan orang tua yang kurang mampu didalam hal finansial dan juga tidak
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik, meskipun mereka mempunyai
keinginan agar anaknya mencapai pendidikan yang tinggi, namun mereka tidak
cukup untuk membiayai anaknya melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih
tinggi. Hal ini yang menjadikan siswa mempertimbangkan langkah yang terbaik
bagi dirinya dan keluarganya. Tidak sedikit siswa memilih meninggalkan
pendidikannya demi membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja apa saja
yang mereka lakukan.
Dalam realita kehidupan sekarang ini, siswa yang memiliki orang tua
yang memiliki latar pendidikan yang baik, belum menjadi jaminan bahwa anaknya
memiliki minat untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, walaupun masih
banyak juga minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari keluarga
yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik pula. Mereka cenderung
melihat kondisi disekitarnya bahwa tanpa kuliahpun akan menjadi orang
sukses. Hal ini sangatlah tidak bisa dibenarkan didalam dunia pendidikan,
karena setiap warga Indonesia dituntut untuk memiliki keilmuan yang baik agar
bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat kedepanya. Kebutuhan
akan pendidikan sangatlah penting, dan harus dimiliki oleh setiap insan,
walaupun juga tidak dapat disalahkan jika mereka memilih memutuskan sekolah
untuk bekerja membantu perekonomian orang tua. Lain halnya dengan siswa yang
memiliki latar belakang pendidikan orang tuanya yang kurang baik. Terkadang
siswa ini memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk tetap bisa sekolah,
entah bagaimana caranya demi membawa nama baik keluarga. Siswa seperti ini tahu
akan arti penting sebuah pendidikan yang akan ditempuhnya kedepan, bahwa
pendidikanlah yang akan mengangkat derajat dari anak tersebut.
Dari pernyataan-pernyataan itu jelaslah bahwa minat dan motivasi
baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar seperti kondisi orang tua,
situasi kondisi lingkungan dan sebagainya adalah sangat penting bagi siswa yang akan melanjutkan sekolahnya,
apalagi siswa SD, hampir keseluruhan pikiran dan prasaannya di pengaruhi oleh
orang tuanya, sangat kecil kemungkinan pengaruh dari yang lain, karena di
usia-usia itu anak masih sangat bergantung pada orang tuanya. Peranan orang tua
sangat penting dan mendominasi terwujudnya minat dan motivasi pada siswa SD
yang melanjutkan ke SMP, demikian juga siswa yang tidak melanjutkan, peranan
orang tua juga yang mempengaruhi itu semua. Jadi minat dan motivasi siswa SD
yang melanjutkan ke SMP, masih bergantung pada apa yang dikehendaki oleh orang
tua, meskipun minat telah ada dalam diri siswa, namun pengaruh orang tua
menjadi sangat penting .
4.
KESIMPULAN
Minat siswa SD yang melanjutkan ke SMP pasti akan menemukan banyak
permasalahan, karena tidak semua yang melanjutkan itu memiliki minat yang sama.
Bisa jadi karena keinginan orang tuanya ataupun orang lain yang mempengaruhi
ataupun memaksa sehingga siswa itu mengikutinya .Sedangkan yang tidak
melanjutkan ke SMP juga tidak semuanya karena tidak memiliki minat. Bisa jadi
minat ada akan tetapi ada faktor lain baik internal pribadi, maupun faktor
eksternal yang mempengaruhi diri siswa itu sehingga tidak melanjutkan ke SMP.
Ada juga dari mereka dimungkinkan melanjutkan di sekolah-sekolah lain. Bahkan
tentu ada dari mereka karena pengaruh ekonomi
orang tua sehingga tidak mampu untuk melanjutkan sekolah .
Motivasi sangat berpengaruh dalam
penentuan keputusan yang akan dilakukan. Meskipun motivasi itu bukan merupakan
faktor utama dalam perwujudan suatu keputusan, namun keberadaannya sangat
penting. Motivasi alamiah yang telah ada dalam diri seorang siswa menjadi dasar
pertama, sementara motivasi yang timbul dari faktor eksternal menjadi penguat
perasaan siswa dalam memunculkan perbuatan yang dilakukan. Seberapa besar
tekanan dan pengaruh motivasi dari luar maupun motivasi dasar dari dalam
dirinya, belum juga mutlak akan melakukan perbuatan yang sesuai, karena semua
itu pasti akan melihat faktor faktor lain yang ada, misalnya faktor ekonomi,
kebiasaan, pendidikan maupun situasi dan kondisi yang terjadi. Maka bagi siswa
yang melanjutkan sekolahnya dapat terjadi
karena dalam diri siswa itu telah ada motivasi diri yang begitu kuat
serta di dorong dengan motivasi eksternal yang masuk juga situasi dan kondisi
yang mendukung sehingga siswa itu kemudian melakukan tindakan melanjutkan
sekolah. Demikian juga siswa yang tidak
melanjutkan sekolah tidak berarti mereka tidak mempunyai motivasi, namun karena
pengaruh situasi dan kondisi yang tidak mendukung, baik ekonomi, maupun yang
lainnya sehingga siswa itu terpaksa tidak melanjutkan, ada juga memang dalam
diri siswa itu tidak ada motivasi baik dalam dirinya maupun tidak ada motivasi
yang menekan dirinya dari luar sehingga siswa tersebut tidak melanjutkan
sekolahnya.
Minat dan motivasi baik yang berasal
dari dalam diri maupun dari luar seperti kondisi orang tua, situasi kondisi
lingkungan dan sebagainya adalah sangat penting
bagi siswa yang akan melanjutkan sekolahnya, apalagi siswa SD, hampir
keseluruhan pikiran dan prasaannya di pengaruhi oleh orang tuanya, sangat kecil
kemungkinan pengaruh dari yang lain, karena di usia-usia itu anak masih sangat
bergantung pada orang tuanya. Peranan orang tua sangat penting dan mendominasi
terwujudnya minat dan motivasi pada siswa SD yang melanjutkan ke SMP, demikian
juga siswa yang tidak melanjutkan, peranan orang tua juga yang mempengaruhi itu
semua. Jadi minat dan motivasi siswa SD yang melanjutkan ke SMP, masih
bergantung pada apa yang dikehendaki oleh orang tua, meskipun minat telah ada
dalam diri siswa, namun pengaruh orang tua menjadi sangat penting .
DAFTAR PUSTAKA
DonsuJenita,Doli
Tine, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet.1, 2017
Fitriani, Khoerunisa,
Jurnal: Pengaruh Motivasi, Prestasi
Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa
Kelas Xii Akuntansi Smk Negeri 1 Kendal, vol. 1, Unnes, Semarang, 2014
Hamalik,Oemar,
Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010
Ikhtisar Data
Pendidikan Tahun 2016/2017, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Sekretaris
Jenderal Pusat Data Statistik Pendidikan
Indriyanti, Ninuk,
dkk, Jurnal: Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Minat Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri
6 Surakarta tahun 2013, Vol. 1, UNS,
Surakarta, 2013
Jaelani,
Membuka Pintu Rezeki, Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999
Khaerani,Makmun,
Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017
Usman, Moh. Uzer,. 1989. Menjadi Guru Profesional.
1989, Bandung: Remaja Rosda Karya
Nasrudin,Endin,
Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010
Purwanto,Ngalim,
Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12, 1997, 2017
Saraswati,Mila,
Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama, cet.1, 2008
Sobur,Alex Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah,
Bandung, Pustaka setia, cet. 2, 2003,
Suciati,
Psikologi Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam,
Yogyakarta,Buku Litera, cet. 1, 2015
Syamsul,
ArifinBambang, Psikologi Agama, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2008
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan,
Bandung, IMTIMA, cet.2, 2007
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan,
Bandung, IMTIMA, cet.2, 2007
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam ,
Jakarta, 2008, PT. Raja Grafindo Persada,
Wicaksono,Andri,
Pengkajian Prosa Fiksi, Yogyakarta, Garudhawaca, cet.1, 2014
Zul,FajriEm,
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3
[1] Khoerunisa Fitriani, Jurnal: Pengaruh Motivasi,
Prestasi Belajar, Status
Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Akuntansi Smk
Negeri 1 Kendal, vol. 1, Unnes, Semarang, 2014, hlm. 154
[2] Ninuk indriyanti, dkk, Jurnal: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK
Negeri 6 Surakarta tahun 2013, Vol. 1, UNS, Surakarta, 2013, hlm. 3
[3]Jaelani,
Membuka Pintu Rezeki, Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999, hlm. 66
[4] Mila Saraswati, Be Smart Ilmu
Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama, cet.
1, 2008, hlm. 146
[5]Andri
Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi, Yogyakarta, Garudhawaca, cet.1, 2014,
hlm. 402
[6]Tim Pengembang
Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung,IMTIMA,
cet.2, 2007, hlm. 63
[7] Jaelani, Op.Cit. hlm. 67
[8] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 158
[9] Alex
Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung, Pustaka
setia, cet. 2, 2003,
hlm. 268
[10]Endin Nasrudin,
Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010, hlm. 158
[11] Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3, hlm. 568
[12] Jaelani, Membuka Pintu Rezeki,
Jakarta, Gema Insani Press, cet. 1, 1999, hlm. 66
[13] Mila Saraswati, Be Smart Ilmu
Pengetahuan Sosial, Bandung, Grafindo Media Pratama, cet. 1, 2008, hlm. 146
[14]Tim Pengembang
Ilmu Pendidikan FIP- UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung,
IMTIMA, cet.2, 2007, hlm. 63
[15] Andri Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi,Yogyakarta,
Garudhawaca, 2017, hlm. 402
[16] Makmun Khaerani, Psikologi Belajar,
Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm. 186
[17] Makmun Khaerani, Psikologi
Belajar.......,hlm. 187
[18]Makmun
Khaerani, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm.
192
[19]Makmun
Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 192
[20]Makmun
Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 190
[21]Makmun
Khaerani, Psikologi Belajar.......,hlm. 191
[22] Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, Aneka Ilmu, cet ke 3, hlm. 575
[23] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 158
[24]Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan
Sejarah, Bandung, Pustaka setia, cet. 2, 2003,
hlm. 268
[25]Endin Nasrudin,
Psikologi Manajemen, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2010, hlm. 158
[26]Makmun
Khaerani, Psikologi Belajar, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2017, hlm.
241
[27]Jenita Doli
Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet.
1,
2017, hlm. 231
[28]Bambang Syamsul
Arifin, Psikologi Agama, Bandung, Pustaka Setia, cet. 1, 2008, hlm. 132
[29]Suciati, Psikologi
Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam, Yogyakarta, Buku
Litera, cet. 1, 2015, hlm.162
[31]Suciati, Psikologi
Komunikasi Sebuah Tinjauan Teoritis dan Perspektif Islam, Yogyakarta, Buku
Litera, cet. 1, 2015, hlm.162
[33]Jenita Doli
Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet.
1, 2017, hlm. 232
[34]Oemar Hamalik, Proses Belajar
Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, cet. 11, 2010, hlm. 164-166
[35]Ngalim
Purwanto, Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12,
1997, hlm.70
[36]Jenita Doli
Tine Donsu, Psikologi Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Baru Press, cet.
1, 2017, hlm. 233
[37]Ngalim
Purwanto, Psikologi pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke 12,
1997, hlm.73
[39]Tohirin,
Psikologi Pembelajaran Agama Islam , Jakarta, 2008, PT. Raja Grafindo
Persada, hlm. 133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar